Selasa, 15 Januari 2019

Menghiba Barakah dalam Lelah

"Aku lelah.." keluhnya.

"rasanya seperti dikejar-kejar waktu dengan pekerjaan yang tanpa putus berjajar menunggu." 

Hening. Aku sengaja tidak membuka suara. Memberinya kesempatan untuk mencurahkan segala penatnya hari ini.

"rasanya pengen sebentaaar aja naruh badan ke pembaringan. Kalau tiap hari harus kayak  gini, kapan istirahatnya?" pungkasnya sembari menghela napas panjang.

"Udah ngeluhnya?" tanyaku yang hanya disambut dengan lirikan sebelah mata.

Aku tertawa melihat tingkahnya. Kalau udah begini, berarti ia sedang merajuk dan minta diperhatikan. Kalau lagi kayak gini keadaannya, sejatinya bukan nasihat yang ia butuhkan. Dirinya hanya butuh untuk didengarkan dan dipahami. Itu saja. Sebab ia sedang dilanda kelelahan jiwa dan raga yang butuh tempat untuk bersandar. Maka, menyediakan waktu dan telinga untuk mendengar adalah yang terbaik untuk tempat mencurahkan kepenatan akan rutinitasnya.

Maka, kuputuskan untuk memberikan suntikan semangat untuknya melalui tulisan. Biasanya ia akan menjadi lebih baik mood dan semangatnya setelah membaca kata-kata yang seringkali ia minta dariku ketika sedang down dan mood nya tidak mendukung untuk 'diceramahi' secara langsung.

Segera kuambil buku catatan dan pulpen miliknya yang selalu menempel kemanapun ia pergi. Membiarkannya tetap rebah di sisiku sambil memejamkan mata lelahnya. 
Dan petuah-petuah dariku -yang sejatinya juga kunasihatkan untukku- mulai mengalir di atas putih; 


"Ra, bukankah dunia ini memang tempat untuk berlelah-lelah? Bukankah dunia ini memang tempat untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk akhirat kita? bukankah memang disebutkan dalam Al-Qur'an,

'Fa'idzaa faraghta fanshob' -Al Insyirah: 07-

Jika kamu telah selesai dari satu urusan, segeralah berpindah kepada urusan lainnya. Segera sibukkan dirimu dengan urusan-urusan yang bermanfaat untuk hidupmu dan akhiratmu. Agar kamu tidak disibukkan dengan urusan duniawi yang sia-sia bahkan melenakanmu dari akhirat.

Namun, ada hal yang perlu kamu ingat. Jangan sampai kesibukanmu yang bejibun membuatmu lalai dari Al-Qur'an. Sebab, jika waktumu habis dengan berbagai pekerjaan, sementara Al-Qur'an tidak kebagian waktu meski sedikit saja, berhati-hatilah, sebab bisa jadi Allah sedang memalingkanmu dari Al-Qur'an dengan memberikan kesibukan-kesibukan duniawi yang seolah tidak ada habisnya.

Sampai di sini, aku berhenti sejenak. Merenungi sendiri kekata yang aku tulis. Kemudian bertanya pada diri; Sudah berapa juz dari Al-Qur'an yang aku baca hari ini?
  
Ra, kita semua diberikan waktu yang sama; 24 jam tanpa ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Ada manusia yang dengan waktu itu mampu mengerjakan banyak hal, menyelesaikan banyak pekerjaan, bahkan mungkin masih tersisa waktu untuknya istirahat. Namun, mengapa ada pula manusia yang bahkan tidak menghasilkan apapun dengan waktu yang sama? 

Jawabannya mungkin ada pada berkah tidaknya waktu yang dimilikinya. Dan salah satu tanda berkahnya waktu adalah, ia mampu melakukan banyak hal, banyak pekerjaan, namun berbagai kesibukan tersebut tidak melalaikannya dari ibadah, dan membaca Al-Qur'an.

Aku teringat dengan perkataan seseorang (entah siapa, lupa) yang ditanya; 'Seberapa banyak aku harus membaca Al-Qur'an setiap harinya?' Maka ia menjawab, 'Sebanyak kebahagiaan yang kau inginkan pada hari itu.'


Maasya Allaah.. Jujur aku speechless pas denger tentang ini. Ternyata untuk meraih bahagia itu sederhana, ya.. Terlebih kebahagiaan dan ketentraman bagi hati; Sang raja diri.

Ra, tidakkah kita ingin mendapat sebanyak kebahagiaan? Tidakkah kita ingin mendapat berlimpah keberkahan? Yuk, jangan pernah lupa untuk selalu baca Qur'an; sesibuk apapun rutinitas kita. Sebab membacanya, bukan mempersempit waktu. Justru melapangkan, dan memberikan barokah pada waktu yang kita punya. Percayalah..

Aku meliriknya yang kini tengah terlelap dengan nyenyaknya. Kemudian melanjutkan penutup akhir dari kekata yang ingin kutuliskan.

Ra, jika kau bertanya, 'Lalu, kapan istirahatnya?'
Aku teringat perkataan Imam Ahmad ra. ketika ditanya tentang hal itu, 

'Sesungguhnya, tempat istirahat seorang mukmin adalah ketika ia telah menginjakkan kakinya di Jannah.' jawab beliau rahimahullah.

Jadi, jangan pernah patah dan kalah oleh setiap peluh yang keluar dari kelelahanmu. Bersabarlah, dan semoga lelahmu selama ini adalah lillah. Agar mampu menuai janji indah-Nya, yakni Jannah. Amiin..

__
#day2
#30haribercerita
@zahidaannayra_ 





  




Share:

0 komentar:

Posting Komentar