Aku teringat akan seorang
sahabat nabi yang bertanya kepada Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam; “Wahai
Rasulullah, katakanlah kepadaku tentang Islam, yang mana saya tidak perlu
menanyakannya kepada oranglain.”
Rasulullah menjawab; “Qul
amantu billahi tsummastaqim.”
Katakanlah bahwa aku
telah beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah. (HR. Muslim)
Kalimat itu singkat dan
pendek untuk disampaikan. Namun tahukah, kalimat yang singkat itu sejatinya
telah mengandung makna berislam secara keseluruhan. Singkat. Namun pengamalannya
tidaklah sesingkat mengucapkannya. Butuh realisasi seumur hidup untuk
menjalankannya.
Ya, sama sekali nggak
gampang. Dan Rasulullah tahu benar akan hal itu. Maka, Beliau Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda ketika ada yang bertanya; “Wahai Rosulullah, amalan
apa yang paling baik dilakukan?”
“Amalan yang
dikerjakan terus menerus meskipun sedikit.“ jawab Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Tak perlu muluk-muluk,
namun konsisten untuk menjalankannya menjadi lebih baik, daripada banyak namun cuma
sekali. Lebih baik lagi banyak, namun konsisten.
Karena tak mudah, Allah
tak pernah memaksakan hamba-Nya dengan mewajibkan amalan yang banyak secara
terus menerus. Sebab Allah tahu, manusia itu tempatnya bosan dan lalai. Butuh
azzam yang kuat untuk melazimi suatu amal baik.
Karena iman itu
fluktuaktiv. Nggak stabil. Banyak futurnya daripada semangatnya. Lebih sering yangqus,
daripada yazid-nya.
Maka, bertahap saja. Pelan-pelan.
Kalau udah mulai terbiasa, frekuensinya dinaikkan. Sedikit-sedikit. Dilazimi.
Nggak usah berlebihan, takutnya nanti ketika futur, imannya lagi low, malah
ditinggalkan sama sekali. Terus harus ngulang
dan mulai dari awal lagi. Padahal untuk memulai lagi, itupun perlu perjuangan sendiri.
Berat, tapi nggak papa. Bukan
berarti nggak bisa. Awalnya mungkin memang terpaksa, lama-lama terbiasa, terus
jadi hobi. Kemudian mengendap tanpa sadar. Hingga bermetamorfosa menjadi sebuah
karakter dan akhlak. Biidznillah..
__
#day15
#30haribercerita
@zahidaannayra_