Jumat, 18 Januari 2019

Sekeruh Prasangka



Kamu terlalu sibuk berpikir bagaimana orang lain bersikap kepadamu. Sehingga lupa bagaimana harus menyikapi semuanya dengan tepat. Kamu sibuk dengan bagaimana agar sikapmu terlihat baik di mata mereka. Hingga kadang lupa perihal apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari.

Kamu terlalu berkutat pada prasangka-prasangka yang sejatinya kau ada-adakan sendiri. Terlalu memandang negatif atas sikap orang-orang di sekitarmu. Menganggapnya hanya bermanis muka dengan basa-basi yang membuatmu semakin muak, meski senyum manis terlukis di wajahnya.

Kamu terlalu sibuk menganggapnya bersandiwara. Meski nyatanya kehidupan ini adalah panggung sandiwara. Namun, apatah salahnya jika kita memilih untuk berpikir positif atas semua sikap yang ada? Bukankah dari pikiran positif itu akan melahirkan tindakan yang positif pula?

Duhai, dunia ini tidak akan ada habisnya jika kita sibuk dengan ketakutan-ketakutan yang sejatinya kita buat-buat sendiri. Takut jika orang lain tidak suka, takut jika orang lain marah, takut jika apa-apa yang kita perbuat menuai komentar sinis dari mereka.

Wahai, sebenarnya untuk apa kita hidup? Untuk siapa kita hidup? Yang paling penting, ini hidup siapa; kamu, atau mereka?

Sadarlah, sampai kapanpun kita tidak akan menjadi diri sendiri, jika orientasi kehidupan dan perbuatan kita setiap detiknya semata-mata hanya untuk menuai ridha manusia. Tidak akan ada habisnya jika kemauan manusia selalu kita kedepankan atas hal-hal prioritas lainnya.

Tahukah, bahkan sebaik apapun manusia di dunia ini, akan selalu ada pembenci yang menyertai setiap kebaikan yang diperbuatnya.

Jadi, tak ada gunanya bersandiwara di atas kepayahan diri sendiri demi manusia. Karena niatmu tak akan bernilai apa-apa di mata-Nya. Justru usahamu beterbangan bagai debu dalam timbangan mizan-Nya; cacat tanpa makna. Na'udzubillahimindzalik..

__
@zahidannayra_
#day6
#30haribercerita
Share:

0 komentar:

Posting Komentar