Kamu terlalu
sibuk berpikir bagaimana orang lain bersikap kepadamu. Sehingga lupa bagaimana harus menyikapi semuanya dengan tepat. Kamu sibuk dengan bagaimana agar sikapmu terlihat baik di mata mereka. Hingga kadang lupa perihal apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya dihindari.
Kamu terlalu
berkutat pada prasangka-prasangka yang sejatinya kau ada-adakan sendiri.
Terlalu memandang negatif atas sikap orang-orang di sekitarmu. Menganggapnya
hanya bermanis muka dengan basa-basi yang membuatmu semakin muak, meski senyum manis terlukis di wajahnya.
Kamu terlalu
sibuk menganggapnya bersandiwara. Meski nyatanya kehidupan ini adalah panggung sandiwara. Namun, apatah salahnya jika kita memilih
untuk berpikir positif atas semua sikap yang ada? Bukankah dari pikiran positif
itu akan melahirkan tindakan yang positif pula?
Duhai, dunia ini
tidak akan ada habisnya jika kita sibuk dengan ketakutan-ketakutan yang sejatinya
kita buat-buat sendiri. Takut jika orang lain tidak suka, takut jika orang lain
marah, takut jika apa-apa yang kita perbuat menuai komentar sinis dari mereka.
Wahai, sebenarnya
untuk apa kita hidup? Untuk siapa kita hidup? Yang paling penting, ini hidup
siapa; kamu, atau mereka?
Sadarlah, sampai
kapanpun kita tidak akan menjadi diri sendiri, jika orientasi kehidupan dan
perbuatan kita setiap detiknya semata-mata hanya untuk menuai ridha manusia.
Tidak akan ada habisnya jika kemauan manusia selalu kita kedepankan atas
hal-hal prioritas lainnya.
Tahukah, bahkan
sebaik apapun manusia di dunia ini, akan selalu ada pembenci yang menyertai setiap
kebaikan yang diperbuatnya.
Jadi, tak
ada gunanya bersandiwara di atas kepayahan diri sendiri demi manusia. Karena
niatmu tak akan bernilai apa-apa di mata-Nya. Justru usahamu beterbangan bagai
debu dalam timbangan mizan-Nya; cacat tanpa makna. Na'udzubillahimindzalik..
__
@zahidannayra_
#day6
#30haribercerita
0 komentar:
Posting Komentar