Kita memperbaiki diri, dengan cara mencintai
yang pernah patah.
Dan kita pernah patah, ketika tengah serius
mencoba untuk memperbaiki dengan sepenuh hati.
-BK
Jika memang keadaan mengharuskan semuanya
berubah menjadi seperti ini, baiklah..
aku akan mencoba untuk beradaptasi
dengannya..
Namun, satu yang aku pinta; bolehkah aku
tetap merindu, seperti sebelumnya?
Bolehkan, aku tetap
mendoamu seperti sebelumnya? Aku mungkin tak lagi berharap apapun dari kamu.
Namun, sampai kapanpun, aku akan tetap menggantungkan harap itu padaNya. Sang
penguasa setiap hati yang mendetak, mengiring hembusan nafas hamba-hamba-Nya.
“..aku bukannya tak peduli, namun keadaan
yang menuntutku untuk bersikap seperti itu..”
Setelah sekian lama rindu
itu tak jua menemu jawabnya, pada akhirnya kalimat itulah yang keluar dari
hatimu. Meski tak kau lisan secara langsung, semuanya telah kau ungkapkan dalam
tulisan yang tersurat untukku.
Berbilang waktu aku
menunggu, pada akhirnya, aku memutuskan untuk mundur, dan berhenti. Aku tak
lagi berharap menjadi orang yang istimewa buatmu.
Pada akhirnya, kau lebih
memilih keegoisan itu tetap ada. Pada akhirnya, kegengsian itulah yang kau
pilih untuk kau pertahankan diatas segalanya. Kau lebih memilih keduanya untuk
tetap bertahta dalam hatimu.
Aku bisa apa? Selain
menerima keputusan yang telah kau buat, meski secara tersirat, bukan?
Semenjak itu, aku sebenar
sadar; bahwa sejatinya, aku bukanlah siapa-siapa di matamu. Tak ada gunanya
memaksakan kehendak, bukan? Pun tak ada gunanya menyesali semua yang telah
terlewat dan terjadi. Ada waktu yang harus kita patuhi ketentuannya. Ada garis
yang harus kita tau batasnya.
Mungkin inilah saatnya.
Jika kau memintaku untuk pergi, aku akan pergi. Jika kau memintaku untuk
berhenti, aku akan berhenti. Aku tak ingin mengganggu lebih jauh kehidupan
barumu. Sekali lagi, mungkin kau benar; dunia kita berbeda. Dan rupanya, aku
yang harus sering-sering beradaptasi dengannya. Membiasakan hidup dengan
keadaan seperti ini.
__
Jangan pernah mencintai
orang terlalu dalam. Jangan pernah berharap lebih pada siapapun selain-Nya.
Atau kau akan kecewa. Bahkan membenci apa-apa yang kau cinta.
Jangan pula terlalu
berlebihan dalam membenci sesuatu. Karena bagaimanapun, segala sesuatu yang
berlebihan akan berujung pada suatu hal yang berkebalikan. Percaya atau tidak
percaya. Setidaknya, itu pelajaran yang bisa aku simpulkan dari segala hal yang
telah terjadi selama ini.
Terimakasih untuk
semuanya, dari awal, hingga kini_
Meski pada awalnya, satu,
yang paling aku takutkan dari perjumpaan antara kita adalah; kau lupa; pernah
sebahagia apakah kita.
__
Well..Baiklah, aku
akan belajar untuk bahagia. Dan semoga kau pun juga_
#latepost