Selasa, 29 November 2016

Kamu, Apa Kabar?




Hai,,,
Apa kabar,,,
Aku masih peduli, bukan?

Biarpun kau selalu acuh, dan seringkali mengabaikan hadirku. Jangan khawatir, tak apa, aku sudah 
mulai terbiasa kok.. 

Tanpa luput, aku sentiasa mendoa kebaikan atasmu; semoga engkau baik-baik saja ‘di sana’. Ya, di sana. Karena memang aku hanya mampu melihatmu dari sini. Mengintip keseharianmu. Diam-diam 
mendo’a kebahagiaan untukmu.

Tak apa, kan?
Karena hanya dari sini aksesku. Terkesan terkekang ya? Nggak kok, justru malah luas tak berbatas. Aku memilih untuk berhubungan denganmu melalui-Nya. Lewat do’a-do’a yang selalu didengar oleh-Nya. Semoga. 

Bukankah Ia tak pernah abai atas pinta hamba-hamba Nya?
__

Kamu,

Apapun itu, semoga selalu diberikan yang terbaik. Meski tidak setiap yang terbaik itu hadir dengan wujud baik, kan?

Seperti halnya kita. Ihwal kita, mungkin jauh dari kesan baik. Namun, skenario-Nya tak pernah salah, bukan? Selalu ada takdir baik diantara kejadian yang mungkin tidak kita harapkan adanya.

Aku selalu percaya itu. Karenanya, aku tak pernah menyalahkan apapun yang terjadi diantara kita. Semuanya sudah cukup menjadi anugerah yang hadir dalam hidupku. Termasuk kamu.

Semenjak keterpisahan itu, aku memilih untuk menepi. Mengoreksi diri. Bermuhasabah atas segala yang telah terjadi.
Bukankah diam tidak selalunya berarti marah? Jarak yang ada, tidak selalunya mencipta jauh, kan? Mengapa harus khawatir? Bukankah do’a tak berbatas ruang dan waktu?

Percayalah, semuanya masih sama. Hanya sudut pandang kita yang mungkin berbeda. Yakinlah, semuanya akan baik-baik saja. 
Setidaknya, aku menjadi lebih mampu mematut diri. Membenahi kendali. Menata hati. Berharap menjadi sebaik-baik pribadi.

Hingga nantinya, takdir-Nya lah yang akan menentukan akhir dari kisah ini.
Apapun yang terjadi, segalanya adalah yang terbaik. 
Untuk aku, kamu, dan juga mereka.
__
Hei, kamu,,
Jangan sakit,ya..
Allahu yubarik fiik ...  :)

__
drizzle night_,
Ra~

Rabu, 16 November 2016

Rindu yang tertahan itu sakit, bukan?



Apapun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat.
Apapun yang hilang, 
tidak selalunya lenyap seperti yang kita duga.
Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang.
...
_TereLiye_

Ini bukan tentang sebuah kesalahan, Ai ..

Kau tak pernah tau, gimana rasanya kangen sama orang, yang sejatinya raganya dekat dengan kita.
Deket banget malah.
Tapi seakan, dia itu jauuuh banget..

Untuk menggapainya pun kau tak mampu, apalagi menyentuh hatinya, memeluknya mesra, kemudian berbisik tulus kepadanya; bahwa kau mencintainya karna Allah..

Kau nggak pernah tau, Ai
gimana sesaknya ...

__

Ini bukan tentang sebuah kesalahan _,,

Namun hati yang meronta ...
Ia menuntut rindu yang tak mampu terungkap,
rengkuh yang hanya mampu memeluk hampa
bisikan lirih yang kemudian hempas diterbangkan angin..

"Sampai kapan, Ai?"
Hanya itu tanya yang berulang kali menggema dalam nurani
Tanya yang berulang kali tertahan
Dan rindu yang lagi-lagi menjadi korban

Jujur, Ai .., aku rindu ...
Aku rindu,
namun lidahku selalunya tak sampai mengucap kata itu
Bukan ego atau gengsi yang menahannya,
namun airmata selalu lebih dulu mewakili semua kata

Maafkan lisanku yang tak sempat mengucap
Maafkan aku yang tak pandai mengendalikan tangis
Maafkan, jika semuanya terjadi di luar kendali

Semoga ini belum terlambat_

Uhibbukum, fillaah ...


@zahida~
_16.11.16_

Selasa, 15 November 2016

Melepasmu


Hasil gambar untuk gambar bayangan hujan

Kebahagiaan konon bisa lenyap;
oleh pihak ketiga, atau lekang oleh waktu
...


Aku tidak bisa berlama cemburu.

Mendengar rindumu, menerima keyakinanmu padaku yang kubalas dengan keraguanku, melihatmu ingin bersamaku, tapi membiarkan dirimu nyaman dalam cerita-ceritanya. Yang terparah: diammu adalah tanda bahwa kamu meminjamkan hatimu padanya, yang sebenarnya masih kamu titipkan padaku.

Aku melepaskanmu,” kataku akhirnya.

“Aku nggak bisa, Ra,” katamu.

“Kamu menyukainya?”

Kamu diam lagi.

“Itu artinya kamu bisa.”

Kamu entah tahu atau tidak, sejak hari itu, semua mimpi-mimpiku seperti kandas. Aku tidak tahu aku akan mengalami patah hati semacam itu. Aku memutuskan untuk pindah kos. Aku tutup semua cerita dan kenangan tentangmu. Setidaknya, aku masih bersyukur karena menyadari bahwa hidup masih terus berjalan tanpamu.
__


*Ahimsa Azaleav~

Minggu, 13 November 2016

Takdir Semesta


 Image result for gambar menunggu kekasih di malam hari


Jika kamu bertanya, siapa yang selalu ada di bait doa, tersenyumlah, sebab namamu tak pernah lepas dari genggamku.

Jika kamu bertanya, siapa yang kuinginkan ada di masa depanku, tersenyumlah, sebab semesta pun tahu, kamu adalah jawabku.
_

Diamku, bukan berarti tidak memperhatikanmu. Andai kamu tahu, selalu namamu yang kusebut sebelum aku terpejam malam.

Aku diam, karena aku ingin semakin memahami, jika mencintai, tak harus sekarang juga memiliki.
Mencintaimu, menyayangimu, mengkhawatirkanmu, sungguh, itu sudah bagian dari keseharianku. Mungkin tak kau dengar resahku. Namun percayalah, semesta setiap saat mendengar doaku untuk keselamatanmu.

Mungkin benar, saat ini kita sedang begitu dijauhkan. Tetapi,aku ingat perkataan; doa-doa itu kekuatan, ia sanggup mendekatkan.
_

Baik-baiklah di mana pun kamu berada. Mungkin, sekarang belum waktunya semesta mempertemukan kita. Semoga keyakinan kita sama, doa yang dilakukan bersama-sama, akan lekas sampainya.

Malam ini, doaku hanya sesederhana ini; semoga Tuhan mempertemukan dan menyatukan kita, dengan cara yang sebaik-baiknya.
__

#penakecil

Jumat, 11 November 2016

Far A Part


 
Kau tahu?
Allah mempertemukan kita untuk satu alasan.
Entah untuk belajar atau mengajarkan.
Entah hanya untuk sesaat atau selamanya.
Entah akan menjadi bagian terpenting atau sekedarnya.
Akan tetapi, tetaplah menjadi yang terbaik di waktu tersebut.
Lakukan dengan tulus. 
Meski akhirnya nanti, tidak menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Bagaimanapun.
Tidak ada yang sia-sia, karna Allahlah yang mempertemukan. 

 Tere Liye~


"Kak, bagaimana caranya mengetahui, sejauh mana hati kita benar-benar telah beranjak darinya?" tanya perempuan itu. 

Lelaki itu tersenyum. Kemudian memandang sekilas gadis di sebelahnya.

"Ketika namanya disebut, ketika sekelebat sosoknya muncul dalam bayang, ketika kau teringat akan setiap kekatanya, atau.., saat hujan yang seolah menjadi penghubung rasa diantara kalian itu berderai.., masih adakah debar yang tersisa dalam detakmu?"

Perempuan itu menunduk. Meredam rasa dalam hatinya. Bahkan saat ini, hatinya tengah bergetar. Nanar.

"namun, jika kau telah mampu mengukir senyum tanpa rasa sakit akan keterpisahan itu, mungkin hatimu telah mampu untuk memposisikan ia dalam bingkai yang seharusnya. Tempat yang tepat, di dalam sana. Meski berulang kali bayangnya muncul dalam benak, kau akan baik-baik saja." lanjut laki-laki itu, tanpa menunggu jawaban atas pertanyaannya.

"Apa, itu artinya aku melupakannya?"

Lelaki itu menggeleng.
  
"Justru dia ada, dalam konotasi makna yang berbeda. Kau bukan melupakannya. Namun kau mampu berdamai dengannya. Dengan rasa itu. Kemudian kau mensyukurinya. Hingga rasa sakit itu, kemudian berubah menjadi lapang yang menenangkan."

Gadis itu tersenyum. Menghela napas lega. Ada hangat yang diam-diam menyelusup dalam hatinya.

:')

__

Bukankah cara terbaik menghadapi masa lalu, adalah dengan dihadapi?
Berdiri dengan gagah, menyambutnya dengan damai, menerima apa adanya.
Buat apa dilawan, dilupakan?  
Itu sudah menjadi bagian dari hidup kita.
Peluk semua kisah itu. Berikan tempat terbaik dalam hidupmu.
Dengan kau menerimanya, pelan-pelan ia kan memudar dengan sendirinya.
Disiram oleh waktu, dipoles dengan kenangan baru yang lebih bahagia.
Apakah mudah melakukannya?
It's difficult!
Tapi bukan berarti mustahil! 
...


 
@Ra~
#repost
kau tahu?
terkadang, mengenang itu, indah! ^^

Sekeping Cinta Tere Liye


 In the end, people will forget what you say
People will forget what you do
But people will not forget;
 how you made the feel
 ...

@masihsama_
Ceritanya, kemarin hari Jum'at tanggal 4 November 2016, Alhamdulillah gue berkesempatan ikut acara talkshow-nya Tere Liye untuk pertama kalinya, setelah beberapa kali gagal ikut event sharing bersama beliau di beberapa tempat. Meskipun perjuangan banget biar bisa ikut menghadiri acaranya, tapi tak apa lah, yang penting gue bisa menyerap ilmunya langsung dari beliau. ^^

Disini, gue nggak akan menjabarkan tentang isi talkshow kemarin, atau gimana nulis yang bener menurut beliau (yang ini suatu saat nanti, Insya Allah). Disini, gue cuma pengen nge-share suatu pelajaran yang menurut gue penting banget. Pelajaran tentang kehidupan yang diem-diem gue serap sepanjang berjalannya acara talkshow bersama Bang Tere. Yang mungkin, tidak banyak yang menyadarinya (atau mungkin nggak sama sekali?).

Karena judul acaranya adalah talkshow, jadi tentu saja berbeda dengan seminar-seminar biasanya. Lebih banyak tanya jawab interaktiv antar pembicara dan hadirin yang ada. Kita bebas mau tanya apa aja (seputar kepenulisan dan buku-buku beliau tentunya), dan beliau akan langsung menjawab dalam beberapa sesi pertanyaan.

Nah, disinilah pelajaran yang diem-diem gue dapatkan.

Setiap kali ada peserta yang bertanya, Tere Liye selalu bertanya perihal nama.  "Siapa nama kamu?" 
Begitu seterusnya, hingga satu sesi habis oleh beberapa penanya. Baru kemudian beliau akan menjawab satu persatu pertanyaan mereka.

Disetiap Tere Liye menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, beliau selalu menyebutkan nama penanya tersebut. Dan itu nggak cuma di awal. Berulang-ulang, hingga jawaban yang diberikan olehnya habis. Bahkan, beliau memberikan motivasi serta do'a kepada sang penanya. Membuat mereka merasa tersanjung dan optimis dengan impiannya sebagai penulis, akan terwujud.

"Saya yakin, Zahra (nama samaran ^^), bisa jadi beberapa tahun kedepan, kamu lebih terkenal dibanding saya sekarang, dan bisa jadi, saya yang akan membaca buku-buku kamu nantinya." ujarnya mantap suatu kali, mengakhiri jawabannya atas pertanyaan salah satu peserta.

Siapa sih, yang nggak tersanjung? Siapa sih, yang nggak senang namanya disebut, dipanggil berulang-ulang di diantara sekian banyak orang yang hadir, apalagi oleh seorang penulis yang banyak dijadikan contoh oleh para penulis pemula seperti kita-kita ini? (mungkin gue aja yang pemula. hhe..). Seolah-olah, hanya dia seorang yang diajak ngomong sama Bang Tere. Seolah-oleh hanya dia yang diberikan motivasi, disemangati, dan didoakan sedemikian yakinnya.

***
Pandanglah wajahnya, tatap matanya, sebut namanya, dan ucapkan dengan ketulusan yang mengalir dari  hatimu. Niscaya kata-kata itu akan mudah diterima, menyerap dalam hati, dan mengendap lama. Tak akan mudah dilupakan, dan terngiang sepanjang usia.

Entah disadari atau tidak, nampaknya Bang Tere telah menerapkan itu untuk membuat nasihatnya tidak sekedar didengar, tapi merasuk dalam hati setiap orang. Menjadi motivasi besar bagi mereka. Membuat mereka tersanjung, kemudian bersemangat untuk menggapai cita-citanya.

Aih, salut buat Bang Tere!
Berharap suatu saat gue bisa seperti beliau, bahkan lebih baik. Amiin_ ^^



@zhda-
~berasa aneh nulis kayak gini^^ It's been a long time :)

An Excellent Gift


 Image result for ira lathief do what you love


In the end, people will forget what you say
People will forget what you do
But people will not forget how you made them feel..

 
"Ra, nih buat kamu." katanya tiba-tiba sembari menyodorkan sebuah buku.

Aku yang sudah membaca gelagatnya dari tadi, mafhum, akan sesuatu yang sedari tadi ingin ia katakan, namun berulang kali tertahan; menunggu waktu yang tepat; mungkin. ^^

"Hm? Apa nih? Ciyee, yang lagi baiik ..."

"Apa sih, enggak tuh, biasa aja." jawabnya sambil berusaha untuk bersikap normal; seperti biasa. (Aku tahu kok, kau sedang mencoba agar suasananya tidak berubah  awkward. ^^)

"DO WHAT YOU  LOVE, LOVE WHAT YOU DO" ucapku mengeja pelan judul buku yang masih tersegel rapi itu. Desain covernya unik, menyerupai dua buku bolak-balik. Bersampul merah dengan putih sebagai kombinasinya. Full color. And I love it so much! (You know, seriously, it's really what I feel!)

Sebuah hadiah. Meski tanpa sampul kado. Tanpa basa-basi. Apa adanya. Bahkan masih ada label harga yang disobek ujungnya. ^^ (But, that's what I like from yourself. :))

Kita selalunya begitu. Tak ada romantis-romantisnya, kata mereka. Mengalir begitu saja. Diselingi tawa yang tak pernah alpa. To the point. Justru mungkin, jika hadiah itu datang dengan segala atribut sampul kado beserta seremonial layaknya orang lain yang saling memberi hadiah, bisa jadi malah terkesan aneh bagi kita.

Bukan barang yang terpenting bagiku saat itu, namun arti dari sebuah persaudaraan yang dibangun diatas altar indah bertitle Ukhuwah. (But, that's the right gift for me. You've known, that I like reading much. Thanks!)

Satu yang tak pernah berubah darimu. Kau selalu tulus. Satu ketulusan yang selalu ingin membuatku untuk belajar banyak darimu. Tanpa pamrih, pun tanpa banyak berpikir panjang. Jika kau ingin memberi, saat itu juga kau akan memberi. Entah bagaimana keadaanmu saat itu.

Tak perlu muluk-muluk seperti apa yang orang lain lazimi. Ketulusanmu cukup membuat naluri ini tersentuh. Dan pengaruhnya akan abadi, seperti apa yang tertulis di halaman pertama buku kecil pemberianmu.
 
Aih, whatever, I like this book so much! And speechless to say anything.
Kelak, akan aku ceritakan pada dunia,
I proud  that I've friend like you!

this book from you! ^_^
@zhda_
 08.11.16

Rabu, 02 November 2016

Hadiah Terindah



Kawan,
Pernahkah kalian merasa;
Ingin segera bekerja, mencari uang, kemudian mendapatkan penghasilan yang banyak untuk membahagiakan kedua orangtua?

Bagaimana caranya mendapatkan uang yang banyak secara instan, agar dapat membelikan mereka makanan yang enak, pakaian yang layak, dan memberikan hadiah terbaik untuk keduanya?

Ingiin segera membahagiakan mereka, dengan setidaknya sesuatu yang dapat kita berikan hasil dari kerja keras serta keringat kita sendiri.

Namun rupanya, taqdir belum berpihak pada kita. Kesempatan itu, belumlah menjadi milik kita. Dan kemudian rasa bersalah itu muncul. Ketika kita menyadari, bahwa kita masih bergantung pada keringat mereka.

Sedangkan kemudian kita sadar, waktu yang ada tidaklah banyak. Kesempatan yang tersisa semakin menyempit, seiring bertambahnya usia kita, pun mereka. Sebagai anak perempuan, ada kekhawatiran tersendiri yang tidak bisa dirasakan oleh mereka, kaum laki-laki. Ada rasa takut yang membayang seiring berjalannya waktu menuju kematangan usia.

Masihkah kita bisa untuk lebih lama menemani orangtua terkasih, membersamai mereka di masa-masa senja yang mulai menguning, merunduk pada penghujung yang entah?

Ah, sedang kita pun menyadari, huru-hara akhir zaman semakin mendekati batasnya, meski kita sama sekali tak mengerti kapan akhir dari segalanya, namun setiap tanda yang muncul, nampak semakin nyata.

Umii, Abi,,
Betapa terbayang wajah keduanya. Wajah suci yang bercahaya. Penuh guratan kehidupan yang sarat oleh makna. Senyum penuh kasih serta cinta yang tiada habisnya.

Ah, bagaimana aku mampu untuk setidaknya membahagiakan kalian?
Karena untuk membalasnya, aku sebenar sadar, bahwa kebaikan seluas langit dan bumi yang aku lakukan, tak akan mampu menebus seujung kuku pun keringat yang menetes atas jerih payah penuh cinta dari kalian.

Kau pernah merasakannya, kawan?
_

Kekhawatiran itu wajar adanya. Rasa yang seharusnya ada pada nurani seorang anak. Karena kita sayang, karena kita cinta, karena kita tak ingin menyesal di akhirnya.

Harta yang kita berikan, makanan lezat yang mampu mengenyangkan mereka, perawatan yang membuat mereka senantiasa sehat di sepanjang usianya, ketahuilah, bukan itu yang mereka inginkan. Bukan hal dunia yang mereka harapkan dari anak-anaknya. Bukan harta yang membuat mereka bahagia.

Kawan,
jadilah sholih sholihah. Jadilah permata yang menyejukkan hati mereka. Jika memang belum masamu untuk bekerja, carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Belajarlah dengan sebaik-baiknya. Tekunmu dalam belajar serta kesungguhanmu dalam menyelami ilmu adalah bentuk baktimu pada mereka. Jangan sia-siakan mereka atas peluh yang menetes di setiap detiknya; mencarikan nafkah untuk kalian.

Agar kalian berguna untuk ummat.
Agar kalian mampu bersyukur.
Agar kalian berbakti. 

Doakan mereka.

Agar Allah mudahkan urusan mereka.
Agar Allah sehatkan mereka.
Agar Allah limpahkan rizki-Nya untuk mereka.
Agar Allah karuniakan kesehatan serta umur yang panjang bagi keduanya.
Agar kalian dipertemukan sebagai keluarga di JannahNya.
_

Jadilah sholih-sholihah. Berbaktilah. Doakanlah.
Itu akan menjadi hadiah terindah, melebihi harta yang kau usahakan untuk mereka.

اللهم اغفرلي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا 

_
#missing
@zahidaannayra~