Jumat, 04 Maret 2016

Seperti Layang-Layang; Bebas, Namun Berbatas



Siang ini, aku membuat janji dengan seorang teman untuk menemaninya makan. Kebetulan kelasku lebih dulu selesai. Jadi mau nggak mau, aku harus menunggunya di luar. Kursi santai di bawah pohon beringin yang rindang, menjadi sasaran dudukku untuk menunggu, sambil sejenak melepas lelah.

"Door!"

"Allahu akbar!"
Tiga orang temanku datang tiba-tiba.

"Haha ... yee kaget ..."

"Iih, kalian ya ... usil banget. Alhamdulillah kagak jantungan ..."

"Abis .., khusyu' banget baca bukunya. Nggak inget kanan kiri ..."

"Hehe ... kayak nggak tau aku aja sih kalian ..."

Menit-menit selanjutnya, kami ngobrol ngalor-ngidul. Mulai dari membahas pelajaran, sampai program kelas yang baru-baru ini diadakan. Derai tawa sesekali terurai. Dan aku selalu menikmati moment-moment seperti ini. Memperhatikan mimik wajah dan tingkah laku mereka yang lucu. Cukup sebagai penghibur penat pelajaran seharian.

"Zha!" teriak Merry dari kejauhan. Ah, rupanya ia telah selesai dari pelajaran kelas. Buru-buru aku pamitan dan menghampiri Merry. Menepati janjiku untuk menemaninya makan siang.

***

"Zha, kamu kok bisa sih, tetep bebas bergaul sama orang-orang?" tanya Merry tiba-tiba.

"Eh? Maksudnya? Bergaul gimana?" aku tak begitu paham dengan maksud dari pertanyaannya.

"Ya ... jujur aja sih, kamu lihat kan, sampai sekarang aku belum berhijab. Salah satu alasannya, karna aku takut nggak bisa lagi bebas bergaul dengan orang-orang. Tapi, aku lihat ... kamu kayaknya enjoy banget sama hijabmu. Bahkan, karena care-nya kamu ke semua orang, teacher ngasih kepercayaan ke kamu buat ngurus program baru di kelas kita ..."

Aku tersenyum.

"Merry, jujur deh, aku seneng lho ... kamu mau mengutarakan isi hatimu tentang ini.
Gini deh, Merry sayang ...,
hijab itu, bukan penghalang kita untuk melakukan segala sesuatu. Apalagi aktivitas kita sebagai seorang manusia. Kenapa harus merasa terkekang dengan apa yang kita kenakan? Kenapa pula harus merasa tidak lagi bisa bergaul dengan orang-orang, ketika kita memutuskan untuk berhijab?

Merry sayang,
Hijab itu, bukan mengekang. Tapi menjaga. Seperti layang-layang. Ia tetap bisa terbang tinggi, dalam satu tali yang mengikatnya. Tali itu, bukan mengekangnya untuk terbang lebih tinggi, namun justru menjaganya, agar tetap lurus. Tidak terombang-ambing oleh angin yang menerpa. Ia tetap bisa terbang. Tinggi, dan terarah.

Bayangkan jika tali itu putus. Layang-layang itu, bukannya semakin tinggi, malah terbang tak tentu arah. Dan akhirnya terhempas, jatuh begitu saja.

Seperti itupun hijab. Ia sama sekali tak mengekangmu. Kau tetap bisa melakukan aktivitas apapun. Bedanya, kau akan semakin terjaga. Dan tahu batasannya. Mana yang seharusnya kamu lakukan, mana yang tidak.

Hmm ... Awalnya, mungkin orang-orang sangsi dengan perubahan kita. Tapi, kita tidak perlu merasa malu, atau bahkan minder. Just be your self aja ... Pede aja dengan hijab syar'i mu. Islam itu, datang dalam keadaan asing, dan akan kembali dalam keasingan pula. Maka, beruntunglah mereka yang termasuk di dalamnya.

Bagaimanapun, kebenaran itu tidak selalunya mudah untuk diterima. Maka beruntunglah mereka yang mampu menerima kebenaran itu. Beruntunglah, karena kau adalah orang-orang terpilih. Hidayah itu mahal, maka jangan pernah sia-siakan hidayah yang datang kepadamu. Sambutlah, karna ia cahaya. Tak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. Merugilah ia yang menyiakannya, karna ia tak datang untuk kedua kalinya."

Mata Merry berkaca. Ada binar bahagia dan semangat yang terpancar lewat ekspresi wajahnya. Aku tersenyum hangat meyakinkan. Tak perlu banyak kata untuk mengajak seseorang berbuat lebih baik. Yang penting, bagaimana kau mampu bersikap hangat kepada mereka. Dan mereka akan datang, menyambut kebaikan itu dengan sendirinya.

Sekali lagi, karna hidayah itu; cahaya.
Ia mahal. Dan berharga. Sambutlah, jika ia datang kepadamu. Jangan berpura-pura tidak tahu. Sebelum Allah benar-benar menutup hatimu untuk itu.

~@zahidaannayra
__
-Cantik, Yuk Berhijab!#2

.
 --baca juga chapter sebelumnya http://zahidaannayra.blogspot.co.id/2016/02/cantik-yuk-berhijab-1.html


Share:

14 komentar: