Senin, 28 Maret 2016

Sandiwara



"Senyumlah sedikit, Ra ..." katamu waktu itu.
"setidaknya kau mampu menyembunyikan sedihmu itu. Sedikit bersandiwara, mungkin membuatmu lebih baik ..." ujarmu sembari menarik kedua sisi bibir kecilku.

"Kenapa aku harus berpura-pura bahagia, sedang di dalam sana hatiku merana?" protesku.

"Jika itu membuatmu terlihat lebih baik, kenapa tidak?" jawabmu singkat.

"Tidak semua hal yang sedang kita rasakan, harus ditunjukkan, bukan? Jika bisa membuat oranglain bahagia melihat senyummu, mengapa harus kesedihan yang kau tampakkan?" lanjutmu ketika aku tak lagi membantah.

Ah, kau selalu berhasil membuatku terbungkam. Meng-iya-kan setiap argumenmu. Dan kemudian diam-diam, aku mengamalkan ajaranmu.

Karena sandiwaramu lah, kau menjadi pribadi yang sulit ditebak. Nyatamu, tak selalunya sama dengan apa yang ada dalam hatimu. Aku sering salah mengartikan bahagiamu, tawamu, bahkan 'baik-baik saja' mu. Dan kini aku paham: bahwa selama ini, aku salah beranggapan tentangmu; yang (terlihat) selalu bahagia. Seperti tak ada kesedihan yang bertandang dalam hari-harimu.

Aku semakin mengerti; sejatinya, kau tidaklah setegar dzohirmu. Hatimu, tak sebahagia wajahmu. Dan 'baik-baik saja' mu, tak sekuat pertahanan batinmu.

Aku tahu, karna aku mulai terbiasa dengan sandiwara yang selama ini kau ada-adakan. Aku menjadi bisa membaca ekspresi wajahmu. Aku mampu melihat gurat kesedihan diantara bahagia yang kau paksakan. Aku menjadi tahu, kapan saat kau benar-benar bahagia, atau hanya berpura-pura. Aku tahu, kapan kau baik-baik saja, atau kau hanya bersandiwara. Aku menjadi paham, dan bisa membedakan.

Karna apa?
Karna aku telah mempraktekkan apa yang kau ajarkan. Dan aku mampu merasakan bedanya. Antara tulus, atau sandiwara.

Namun, tak dapat ku pungkiri, bahwa titahmu, ada benarnya.

 'Jika kita bisa membuat oranglain bahagia dengan senyum, mengapa harus nampak murung?'

Karna terkadang, berpura-pura bahagia pun, bisa mendatangkan bahagia yang sesungguhnya. Yang perlu aku lakukan sekarang, hanya tersenyum, bukan? Menganggap semuanya baik-baik saja. Bersikap seolah tak ada apa-apa. Dan (berpura-pura) bahagia, seolah tak ada kesedihan di dalamnya.

Terimakasih untuk mengajariku hal itu.
Semoga kau menemukan bahagiamu yang sebenarnya. Hingga tak perlu lagi bersandiwara. Untuk sekarang, dan seterusnya .... :)


~@zahidaannayra_
__
#Morning ... :)
Share:

13 komentar:

  1. keren dan ngena bangetz... uun suka nih berpura2 bahagia kadang membuat sedikit lega

    BalasHapus
  2. keren dan ngena bangetz... uun suka nih berpura2 bahagia kadang membuat sedikit lega

    BalasHapus
  3. Ini semacam ' a note to myself' ... Suka!

    BalasHapus
    Balasan
    1. A note to my self?
      A note to your self Mbak? ^^

      Thanks for visiting Mbak ... :)

      Hapus
  4. Balasan
    1. Hai Bangau Lapar!
      wkwk
      udah lama nggak mampir
      Nih, minum dulu, biar nggak sesak ^^

      Hapus
  5. Balasan
    1. Isilah titik-titik di bawah ini!

      Mungkin itu maksudnya *thinking

      Hapus
  6. kerenn, alwayslahh kayak judul blognya inspiring berdua *ehh

    BalasHapus
  7. Balasan
    1. Ah, kau telat!
      Kemana aja?
      Udah lama nggak mampir sini😉

      Hapus