Sebuah Puisi
karya; Zha n' Sha
__
Mengapa kota tertatih
Mengapa tersisih
seperti warna murung
angin yang menyeret debu
Mengapa tak juga kau
temukan senyum
dari beranda dan
taman bunga
Dari surya sore
di jendelamu yang
hangat itu...
Adakah kau?
di sirna surya purnama
menunggu jejak senja
pada bayang kirmizi
yang tak jua,
beranjak
pergi ...
Seperti tertatih
menghitung waktu
pada jarijari kecil
yang gemetar
Yang gemetar seperti
jari jarum jam yang
menunjuk bahwa
kata, juga kita,
ialah bagian dari yang fana
Yang gemetar seperti
kelopak kembang yang
hanyut di sungai
pada cuaca menjelang petang
Tapi kita berdiri, di sini,
Kita tumbuh
dari diam, dari ruang spasi
dari interupsi kalimat pengap
yang mencoba percaya
bahwa cinta
: memang mampu berjaga
bahwa cinta ialah rumah
yang membuat betah
meski bising mengepung kita
bahwa cinta,
ialah asa
yang membangun percaya
pada sepertiga langit
yang mendoa; mesra
menapak pada satu garis rawan
yang sentiasa berusaha kita luruskan
Bahwa cinta,
adalah semoga
yang memilin harap
pada untaian dedoa
Bahwa kau dan aku;
ada,
bersama ....
_
_09th March '16_
Kamis, 10 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Satu yang saya suka dari penulis puisi adalah kumpulan diksinya yang bejibun. Ada aja kata yang unik dan enak. Kayak puisi ini, renyah dan manis..
BalasHapusJenpol..
Baru belajar, pun, Bang ...
HapusMakasih atas kunjungannya, Bang Syaiha ...
Jadi baper gini
BalasHapusHha,asal jangan baper(bawa perut) ya mbak ^^
Hapusbahwa cinta ialah rumah yang membuat betah. suka bagian. btw, kirmizi itu apa ya?
BalasHapusKirmizi itu, warna merah jingga di waktu senja itu lho mbak ...^^
HapusAh, suka banget ....
BalasHapusMakasih udah hadir, Audrey ... ^^
HapusWaow. ..
BalasHapusDetak detak ni jantung :)
Kerenn
Hha, asal jangan sampe loncat2 ya Kak ^^
HapusKeren...
BalasHapus