Jumat, 22 Januari 2016

Sesakit Inikah, Mencintaimu?


Seorang anak datang
Merintih pada sang ibu
Yang telah lama tak bersua
Mereka berpelukan mesra
Melepas rindu,
satu sama lain.


Anak itu merintih,
lagi.

"Ada apakah gerangan, Nak?"

Ia membuka mulutnya
Menunjukkan  bagian dalam bibirnya
Seperti ada bulatan putih disana.

"Kamu,
sariawan?"

Ia hanya tersenyum.
Meringis
Menahan sakit.

Dipandanginya wajah anak semata wayangnya itu
Memastikan ia baik-baik saja

Ups,
ada yang aneh disana

Seperti satu bintang di kegelapan malam
Nampak,
tak terhalang.

Ya,
Ada satu bintang,
menyembul di wajah anaknya yang bersih.
Bersembunyi malu-malu di belahan dagu

"Apakah kiranya yang mengganjal dalam fikirmu, Nak?"

Ia tersenyum, lagi ...
Namun matanya berkaca
Ada bulir yang hampir menitik disana

"Ibu, apa sesakit ini ..., rasanya mencintai?
Tanpa harus memiliki ...
Seperti memeluk duri,
yang memuja mawar dalam tahta hatinya ...."

Dan airmata nya sempurna merinai
Turun satu-satu

Wajahnya pias
Ia luruh ...
Seperti dicampakkan,
begitu saja.

Selanjutnya,
hanya terdengar sedu-sedan,
Bahu terguncang,
tangan gemetar,
dalam rasa yang tertahan ...

Dan ibu,
memeluknya ...
erat.
Kemudian membisik lirih;

"Dengar, Nak ...,
setelah ini, 
akan lahir pribadi kuat dari dirimu.
Kau akan menjadi seorang yang berbeda.
Dan hatimu,
tak akan patah,
lagi.

Percayalah!"

_____
#OneDayOnePaper
#HariKedelapan

Share:

7 komentar: