Jumat, 01 Juli 2016

Keluarga Kamboja #1_Jengkol

Ini adalah tantangan permainan TRUTH OR DARE yang diadakan dalam grup menulis One Week One Paper (OWOP) untuk melanjutkan cerita dari kisah perjalanan KELUARGA KAMBOJA.
Seluruh hal-hal negatif yang ada dalam cerita ini, mohon jangan ditiru ya ^^. Silakan diambil hikmahnya saja, Karena saya pun sedang berusaha keras untuk belajar melanjutkan cerita ini. Maafkan ke-absurd-an yang ada. Dibuat have fun aja, ya ... Hhe.

Karena banyaknya tokoh dalam cerita, silsilah keluarga Kamboja bisa dibaca disini_


 __

"Enyaaak ... huaaaa ... Nyaaak ..." suara tangis Julia memecah keheningan suasana makan malam di meja besar keluarga Kamboja.

16 pasang mata yang sedang khusuk dengan makanannya sontak memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara. Nica, sebagai ibu Julia langsung memasang wajah menyelidik, apakah gerangan yang membuat anak bungsunya itu menangis. Ketegangan semakin menjadi.

"Ada apa, sayang? Bilang sama mama, siapa yang berani ganggu kamu?" ujar Nica dengan suara mengancam, sembari memutari meja makan berukuran 10x10 meter itu.

"Jengkol dedek diambil sama Kak Putri, Maa ... huaaa.." ujar Julia sambil tangan kanannya menunjuk ke arah Putri di sebelahnya. Sementara tangan kirinya sibuk memeluk sisa jengkol yang masih ia punya. Memasukkannya satu-satu ke kantong bajunya, agar Putri tidak bisa mencurinya lagi.

Mata Nica menatap tajam ke arah Putri. Sementara Putri menunduk ketakutan. Jengkol milik Julia yang diambilnya tadi, buru-buru ia telan sekali makan.

"Hey, keluarkan jengkol yang kamu makan itu!" hardik Nica kepada Putri.

Happy, sebagai ibu dari Putri, merasa tidak terima atas perlakuan madunya itu terhadap anaknya. Ia serta merta menghampiri Nica dan mendorongnya.

"Apa-apaan kamu? Beraninya sama anak kecil! Sini, hadepin gue, kalo lo berani!" tantang Happy sambil menyingsingkan lengan.

Nica yang sudah kebakaran jenggot daritadi, tanpa ba bi bu, reflek menjambak rambut Happy dengan tangannya yang kotor bekas semur jengkol.

"Enyak.. enyak.. enyaak.." sorak Ulfah, Amin, Ari, Kenti, dan Julia, yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak-anak dari Nica.

Sementara suara cempreng melengking tinggi keluar dari mulut kecil Putri;

"Emaak.. emakk.. emaak.." Pendukung tunggal bertepuk tangan.

Acara gulat live di ruang makan berlangsung seru dengan suporter masing-masing, ketika tiba-tiba ..,

Braakk!!

Suara meja digebrak dengan keras.

"Stooop.. stooop! Nica, pergi dan bawa anak-anakmu ke kamar!" teriak Bunda Wahyu selaku mertua yang sayangnya tujuh langit kepada Happy.

"Tapi, Ma,"

"Nggak ada tapi-tapian, pergi, dan bawa anak-anakmu sekarang! Bikin pusing aja!"

Tanpa berani melawan mertuanya itu, dengan bersungut-sungut, Nica naik ke lantai atas beserta anak-anak yang berbaris sepeti bebek di belakangnya.

"Awas lo!" ancam Kenti di telinga Putri sebelum ia beranjak. Sementara Putri, bukannya takut, ia malah berjoget-joget sembari menjulurkan lidahnya.

Kenti makin kebakaran hidung. Ia berjanji akan membalaskan dendamnya, atas jengkol miliknya yang belum habis di meja makan. Dengan terpaksa, ia meninggalkan jengkol kesukaannya yang masih melambai-lambai di atas piringnya yang belum habis.
__

"Nyak, semua ini, nggak bisa kita biarin gitu aja!" Kenti langsung nyerocos panjang lebar tanpa jeda, begitu mereka sampai di kamar. "kita kan nggak salah, Nyak! Kok kita yang diusir sih?"

"Kita harus susun rencana nih." Ujar Ari diamini Nica dan anak-anaknya.

Tiba-tiba, Kenti tersenyum licik. Seperti menemukan ide yang tiba-tiba muncul di kepala jenongnya. Ia menjentikkan jari; senang. Air mukanya menunjukkan rasa tidak sabar.

"Lihat saja besok, Putri!" gumamnya penuh kemenangan.
__

Apa rencana Kenti kepada Putri untuk membalaskan dendamnya? Ikuti terus kisah perjalanan Keluarga Kamboja ya! :)





Silsilah Keluarga Kamboja

Image result for gambar animasi keluarga besar beserta anak-anaknya
sumber; google

== SILSILAH KELUARGA KAMBOJA ==

Nenek: Bunda Wahyu (ibunya Uways)
Ayah : Uways (kerja di luar negeri)
Ibu ke-1: Happy
Ibu ke-2: Nica
Ibu ke-3: Mitsa
Paklik: Suheil (adiknya Nica, sekaligus satpam)
Bulik : Nisrul (adiknya Uways)
Pakdhe :
- Hafidh (abangnya Happy)
- Faishal (abangnya Mitsa)
Budhe : Ayu (mbaknya Uways)
Anak ke-1: Ulfah anaknya Nica (udah jadi istrinya bule. Tinggal di negaranya suami)
Anak ke-2: Amin anaknya Nica
Anak ke-3: Ari anaknya Nica
Anak ke-4: Kenti anaknya Nica
Anak ke-5: Putri anaknya Happy
Anak ke-6: Julia anaknya Nica (diculik tapi udah balik)
Anak Bungsu: Tia anaknya Mitsa
Lainnya:
Ratna: Anaknya Faishal
Enie: Anaknya tetangga yang dijadikan pembantu sama ibu tirinya

Rumah Kita 3 Lantai.
Kamarnya ada 20. Di Lantai 1, 6 Kamar. Lantai 2, 7 Kamar. Lantai 3, 7 Kamar.

***

NARASI AWAL KELUARGA KAMBOJA

Suatu hari, hiduplah seorang lelaki kaya raya bernama Uways. Dia ingin menikah. Teman masa kuliahnya, Nica, sudah jatuh cinta dengannya sejak lama, jadi dia mengajukan diri menjadi istri Uways. Tapi ibunya Uways, Bunda Agung Wahyu, menolak mentah-mentah dan memilih Happy sebagai calon menantunya karena silsilah Happy bersambung ke keluarga keraton.

Tapi sayang, pasangan Happy dan Uways belum juga dikaruniai anak. Nica kembali mengajukan proposal nikah, dan akhirnya dia diterima menjadi istri kedua. Bagaikan tikus, Nica melahirkan banyak anak untuk Uways. Happy iri dan bertahanuts di Gua Selarong selama tujuh tahun agar punya anak.

Selama Happy tidak ada, Nica berambisi menguasai rumah, tapi tidak bisa karena ada Bunda Wahyu. Oleh karenanya, Nica meracuni kucing Bunda Wahyu. Terpaksa Bunda Wahyu memeriksakan kucingnya di Singapura untuk kemoterapi. Nica pun berkuasa. Nica menempatkan adiknya, Suhel, menjadi satpam agar kekuasaannya di rumah itu bertambah kuat.

Tetapi Happy kembali dan setahun kemudian, berhasil memiliki anak. Nica iri dan akhirnya melahirkan anak juga, Julia. Happy iri. Dia kemudian mengenalkan Suhel dengan Enie, membuat Suhel jatuh cinta padanya dan tidak fokus bekerja. Saat satpam lengah, Happy menyuruh orang untuk menculik Julia.

Ketegangan Happy dan Nica membuat Uways stres. Suatu saat, dia bertemu Mitsa, penjual lipstik keliling, dan jatuh cinta padanya. Tak lama, mereka menikah. Sadar bahwa kedudukannya di rumah tidak kuat, Mitsa membawa abangnya, Faishal, dan putrinya, Ratna, untuk tinggal di rumah itu untuk menguatkan kedudukannya. Tak mau kalah, Happy juga memanggil abangnya, Hafidh, sebagai akuntan keluarga, karena Happy merasa bahwa dia sebagai istri paling tua harus menguasai keuangan keluarga.

Lantas, bagaimanakah kisah selanjutnya?
Baca kelanjutan perjalanan Keluarga Kamboja disini.