Rabu, 31 Agustus 2016

Bagimu Syurga


 Image result for gambar jangan marah


Ada kalanya, diam menjadi pilihan terbaik, ketika tak ada hal lagi yang bisa kita lakukan. Menjadi lebih baik, ketika selangkah saja kita bergerak, justru segalanya akan menjadi lebih runyam. Dan permasalahan akan semakin rumit untuk diselesaikan.

Seperti ampas. Semakin kita mengaduknya, semakin bercampurlah ia. Menyatu dengan air yang tak lagi jernih. Semakin sulit  bagi kita untuk memilahnya. Memisahkan mana yang seharusnya dibuang, atau dibiarkan begitu saja.

Dan menunggu, mungkin pilihan terbaik untuk saat itu. Tunggulah agar semuanya reda. Tunggulah, sampai semuanya mengendap. Tenang, dan jernih. Biarkan waktu yang akan meredam semua ampas itu.
Nanti, jika semuanya benar-benar telah mengendap, jangan sedikitpun kau menyentuh endapan itu, meski hanya dengan sebuah sentilan lembut, apalagi mengaduknya.

Biarkan, nikmati saja jernih yang ada. Bukankah kau telah menunggu waktu untuk membuatnya tak lagi bercampur, kotor, dan tak bisa dinikmati?

Banyak hal-hal yang terjadi belakangan ini. Membuat sedikit banyak pikiran tertuntut untuk kerja lebih ekstra dari biasanya. Tak dapat kupungkiri, di sela penat yang kian memuncak, frekuensi emosi pun meningkat. Menuntut kesabaran serta pengambilan sikap yang tak lagi mudah. Perlakuan di luar kehendak pun seringkali terjadi. Lepas kontrol akan penstabilan emosi. Betapa tak mudah titah yang bahkan Rosulullah ta'kid, ketika sahabatnya meminta  nasihat kepadanya; Jangan marah! Jangan marah!

Image result for gambar jangan marah

Singkat, padat, dan jelas. Namun realisasinya, sangat tidak mudah. Latihannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dengan ujian yang beragam. Tentunya terus meningkat, setara dengan level keimanan kita. Mampukah? Sesabar apakah kita?

Iyakah, masalah yang kita hadapi seberat ayahanda Ya'kub alaihissalam, yang didustai oleh kesepuluh anak-anaknya perihal kematian Yusuf?

Atau, apakah masalah yang membuat kita marah itu, sudah sesakit Nabi Muhammad, ketika berdakwah, namun diusir dan dilempari batu?

Bahkan beliau pun mendoakan kebaikan kepada mereka, ketika malaikat bahkan menawarkan untuk menjatuhkan gunung kepada mereka yang mengusirnya.

Diam, terkadang menjadi lebih baik. Dengan kerendahan hati serta lapang yang kita luaskan untuk meredam segalanya. Diam,, namun doa tak pernah berhenti merapal syahdu. Diam, namun dengan membangun bata demi bata kesabaran yang lebih tinggi dari sebelumnya. Berharap senyum akan tetap terukir, meski frekuensi kemarahan, telah mencapai ubun-ubun pertahananan.

Meredam amarah, sama dengan menggagalkan upaya syaithan untuk menguasai hati, jiwa, dan pikiran kita. Membuatnya gagal dengan segala bisikin serta hembusan yang meniadai dinding kesabaran. Membuat hati kita lebih lapang, serta derajat kesabaran itu, akan naik satu tingkat dibanding sebelumnya.

Dalam mengelola emosi, Aristoteles punya bahasa sederhana,
"Untuk marah itu memang mudah. Yang sulit, adalah marah pada saat yang tepat, dari orang yang tepat, kepada orang yang tepat, dalam porsi yang tepat."

Selamat memposisikan diri, mengelola emosi dengan keutuhan sadar yang mendominasi ... ;)

Image result for gambar jangan marah
Jangan marah, bagimu syurga ..



@zahidaannayra_
#selfreminder

Jumat, 26 Agustus 2016

Fase Ketegaran


Image result for gambar bayangan



Di bumi yang kau jejak, akan kau lewati satu fase yang mungkin terasa pahit, namun harganya sangat mahal. Fase yang menghadiahkanmu sekeping nilai, bahwa kehidupan sejati bukan buat bermanja, bermewah diri, dan melupakan nasib orang yang kurang beruntung. Hanya di sana kau dapat belajar, bahwa hidup ini adalah bagaimana memaknai setiap keadaan dan merayakan semua peristiwa. Bukan tentang pujian dan cemooh orang, bukan juga tentang harapan diluar dirimu.

Fase itu akan membisikkanmu kalimat-kalimat yang bahkan belum pernah kau dengar sebelumnya;
Tegarlah. Angkat pandanganmu. Tetaplah melangkah dan nikmati tiap bebanmu. Jika jalanmu terasa makin berat, itu berarti kau sedang berjalan ke puncak. Tapi ingatlah, hanya curamnya bukit yang bisa menghantarkanmu lebih dekat ke puncak mimpi. Lebih dekat dengan cahaya surya, sekaligus lebih leluasa memandang ke segala penjuru cakrawala.


Image result for gambar bayangan

Fase itu mungkin akan akan mendamparkanmu pada pantai sepi, tapi ia lebih berharga dari bangku sekolah yang ramai. Mungkin angin yang galau mengancam semangat yang ringkih. Tetapi apabila mampu melewatinya, maka kehangatan akan menemanimu di belahan bumi manapun kau hidup.

Setiap orang, pernah disapa fase itu, karena keadilan Tuhan akan memberikan kesempatan secara merata pada semua. Tetapi hanya sebagian yang dapat menangkapnya menjadi bekal yang bernilai. Selebihnya, menyerah, mengeluh, menyalahkan Tuhan, sebab ia digoda oleh setan-setan jalanan.

Setan-setan jalanan itu ialah menggantungkan mimpi kepada makhluk; berupa harap pujian atau takut cemoohan orang lain. Ada banyak yang mengerti mana jalan kebenaran yang patut diperjuangkan tetapi menyerah karena berharap pujian atau tidak tahan dengan cibiran.

Setan jalanan itu ialah berprasangka buruk kepada oranglain. Apapun kebaikan mereka diartikan negatif. Itu berbahaya dan membuat rapuh, maka ia juga setan di jalan ketegaran.

Setan jalanan itu, ialah kedengkian atas kelebihan orang lain, sikap ego ingin menjatuhkan oranglain, merasa lebih baik dari orang lain, atau minder karena merasa oranglain lebih unggul.

Setan jalanan itu ... masih banyak lagi, sebab setiap lembah dan musim punya setan-setan jalanannya tersendiri. Mereka bertugas melemahkanmu melewati fase itu. Fase yang mungkin terasa pahit, namun harganya sangat mahal; itulah Fase Berjuang.


_
Ankara, 13 Desember 2011
Faris BQ_


Kamis, 25 Agustus 2016

Melogikakan Rasa


Image result for gambar bayangan


Ada sebagian rasa yang selamanya tidak bisa kau mengerti,
maka tidak perlu berbuat bodoh untuk mencoba memahaminya

Ada sebagian rasa yang selamanya tidak bisa kau elak,
maka tidak perlu berlagak jagoan untuk dapat menyingkirkannya

Ada beberapa rasa yang tidak bisa dipaksa hadir,
maka tidak berguna segala ancaman dan rayuan untuk membuatnya datang
 
Ada rasa yang membuatmu kuat, ada pula yang membuatmu lemah
Ada yang bisa disembunyikan, ada yang norak tidak peduli

Ada rasa yang tidak bisa dibuat main-main seperti bermain api dan air, 
atau mawar dan duri, atau bermain-main di dunia fantasi

Banyak yang mengabaikan,
tapi banyak juga yang menyadari

Engkau bagaimana??

_Faris BQ_ 



Imperium Maktab,
menjelang tengah malam_



  

Jumat, 19 Agustus 2016

Percaya

 https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi__pPilM3OAhXKvY8KHQVABHwQjRwIBw&url=http%3A%2F%2Fkartun.co%2Fgambar-kartun-romantis.html&bvm=bv.129759880,d.c2I&psig=AFQjCNET5Bwp7lGRFqwBipq_4H8FEecYVw&ust=1471685074061470

Perempuan itu menepi. Menunggu kekasihnya yang ada di atas sana. Sebuah panggung peluncuran bukunya yang pertama. Ditemani seorang panitia yang membimbingnya ke sebuah meja di sisi lain ruangan itu. Ia menunggu dengan sabar. Sembari melepas penat seharian ini. Senyumnya menyimpul bangga diantara peluh yang menetes. Setelah berdesakan, akhirnya ia mampu keluar dari kerumunan penggemar yang mengantri foto berikut tanda tangan dari sang penulis.

"Selamat ya, Mbak, akhirnya tulisan-tulisan suami mbak dalam blog yang selalu ditunggu oleh pembaca, berhasil juga dibukukan. Saya termasuk penggemar berat tulisannya loh mbak ..." ujar panitia yang menemaninya tadi. Membuka pembicaraan.

Perempuan itu tersenyum, sudut matanya mencuri pandang pada kekasihnya. Meski sekilas, tatapan mereka bertemu. Ia sedikit jengah, suaminya berada di antara para penggemar yang mayoritas adalah wanita. Meski tetap menjaga jarak, banyak dari mereka yang meminta foto berdua, bersama buku yang ditulisnya. Tersenyum bangga, mampu bertemu langsung dengan sang idola.

Ia mengalihkan pandangan, mengambil botol dari tas dan meminumnya. Menuntaskan dahaga yang membuat tenggorokannya kering.

Ting!

Sebuah pesan masuk. Matanya menyipit, memandang nama yang tertera di layar handphone.

"Jangan cemburu ya, Sayaang ... aku terlanjur jatuh cinta dengan kesetiaanmu. Hanya ada satu wanita yang berkali-kali menarik perhatianku sedari tadi. Membuatku terus-terusan menoleh ke sudut ruangan ini.

Ada kamu disana."

Perempuan itu tersipu. Tak mampu menyembunyikan senyum yang melengkung di bibirnya. Lagi; ia mencuri pandang ke atas panggung. Mencari sosok yang selalu mampu meluluhkan pertahanannya. Matanya bergerak kesana kemari. Mencari satu-satunya objek yang menarik perhatiannya.

NIHIL.
Yang dicarinya tak lagi ada di tempatnya. Hanya ada peserta yang tersisa, berfoto bersama banner yang ada di panggung utama.

"Cari siapa, sayang?"

Ia tergagap. Hatinya mendadak berdebar. Suara itu, selalu datang tiba-tiba. Memberinya kejutan yang selalu mampu memacu jantungnya untuk berdetak lebih cepat.
Dia; kekasihnya, suami yang kepadanya ia labuhkan cintanya.

__

 

Rabu, 17 Agustus 2016

Delayed

Image result for gambar kartun tidur



Hayy guys ...
Ceritanya tadi sore, gue baru aja dapet inspirasi buat nulis. Tapi, berhubung satu dan lain hal, akhirnya tertunda hingga jam sepuluh malem.

Nah, baru aja nih buka laptop, ni mata udah kayak dikipasin dari segala penjuru. Walhasil, layaknya putri malu yang disentuh kemudian nutup, ini mata gue udah redup se-redup-redupnya. Tinggal 5 watt maybe. :v

Ditambah kasur, bantal dan guling serasa melambai-lambai untuk didatengin. Jadi, gue tunda dulu post tulisannya sampai besok, Insya Allah.

Ingetin yak guys, kali aja gue lupa. (Bilang aja melupakan diri. Wkwk...)

Bye, nice dream all ...
Jangan lupa wudhu dan baca doa sebelum bobok ...
Salam damai dari Pulau Kapuk! ;o


Image result for gambar kartun tidur waktu belajar

@zahidaannayra_

Kamis, 11 Agustus 2016

Like Love Your Self

pic from google



"Maunya apa sih?" gerutu Layla atas sikap temannya yang membuatnya bingung belakangan ini. Mencipta kerenggangan ukhuwah yang selama ini berusaha ia jaga.

"Aku harus bersikap gimana sama dia?" teriaknya kesal.
__

Kasus di atas, saya rasa bukan hanya satu-dua orang yang mengalaminya.

Tentang bagaimana kita bergaul, menjadi hal yang banyak dirisaukan oleh manusia. Begini, salah. Begitu salah. Mencipta kebingungan dalam bersikap yang seharusnya, antara satu dengan yang lain. Hingga kemudian kita takut untuk melakukan sesuatu. Tak lagi berani menyapa, berbuat baik, ataupun bergaul seperti biasa.

Why it can happens?

Kurangnya kepekaan untuk saling memahami satu sama lain, mungkin bisa menjadi salah satu penyebabnya. Ditambah adanya prasangka yang membuat segalanya semakin runyam. Plus kegengsian untuk saling berlapang dada.
It's complicated, right? ^^

Then, bagaimana seharusnya kita bersikap?

Tidak rumit sebenarnya. Bersikaplah sebagaimana kau ingin oranglain itu bersikap kepadamu. Berbuat baiklah sebagaimana kau ingin oranglain berbuat baik padamu. Jaga sikapmu, seperti kau tak ingin oranglain bersikap seperti itu terhadapmu. Cintai mereka, sebagaimana kau mencintai dirimu sendiri.

Bukankah Rosulullah pun telah menyampaikan sabdanya?

"Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian hingga kalian mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR.Bukhari-Muslim)

Mencintai oranglain, seperti pun kita mencintai diri sendiri bukanlah perkara yang ringan. Susah-susah gampang. Banyak susahnya, jika kita masih saja mengedepankan ego serta rasa gengsi yang tinggi.
Begitupun, mudah; bagi mereka yang tawadhu', serta mudah untuk berlapang dada.

Semua butuh proses. Namun, proses pun tak akan berjalan lancar jika kita tidak memulainya, bukan?
Tinggal bagaimana kita akan memilih jalannya. Meluaskan hati untuk lebih berlapang dada, ataukah keukeuh mempertahankan ego sendiri?

Its your choise!


_zahida