Minggu, 10 April 2016

Dru, Dan Hilangnya 'Mawar Putih'

Dor!

Ada yang baru nih di OWOP!  Jreng.. Jreng..  Ini dia; Movie Script Blog Tour OWOP.
Kami bukan orang pro yang udah bisa bikin script,  tapi kemauan belajar kami tinggi.  Kalo ada salah-salah dalam penulisan skrip film ini,  mohon maklum yaa... ^^

Ikuti tiap episodenya ya! 😉

Episode 1: Terkuncinya Para Pengunci -  Annisa Fitrianda Putri
Episode 2: Permainan(Akan) Dimulai -  Dini Riyani
Episode 3: Detik-Detik Kematian Radian -  Said Al Khudry
Episode 4: Para Artemis dan Orion Mereka -  Nadita Zairina
Episode 5: Friend Or Foe -  Nana
Episode 6: Menebak Teka-Teki Langit - Evnaya Sofia
Episode 7: Dibalik Rasi Bintang Orion -  Zu
Episode 8: Tragedi Mawar Putih -  Kiki
Episode 9: Genosida! -  Mister Izzy
Episode 10: Radian dan Dru -  Cici
Episode 11: Kenangan Dan Tantangan -  Deasy

Dan ini, episode 12 nya...
Cekidot!
_______________________________

INT: RUANG PENUH RAK BUKU

VO.Rei: Kenapa aku merasa mata-mata yang Dru katakan itu, ada di antara kita? Jika mata-mata itu adalah Wij ..., lalu bagaimana dengan Emily? Apa dia juga ...
Ah, mikir apa sih aku ini. Nggak mungkin lah ... Emily pun korban seperti aku. Lagi pula Dru juga bilang, mata-mata itu dari salah satu pihak pengunci. Lalu, apakah Wij benar-benar ...

SFX. BLAM! Lampu tiba-tiba padam

Em: Aaaaaaaaahhh ... (Reflek memeluk Joe yang ada di sebelahnya)
Cyn: (Memegang tangan Rei erat)

Rei: Hei! Apa-apaan ini? Apalagi yang sedang kalian rencanakan? (Berteriak marah)

SFX. Lampu menyala kembali

Em: (Ekspresi kaget berada dalam pelukan Joe, kemudian langsung melepaskannya. Wajahnya tersipu)

Joe: (Salah tingkah. Namun mencoba tetap cool)

Rei: Wij ... (Wajahnya merah padam memandang ke tempat Wij yang telah menghilang)

Em, Cyn, Joe: (Serentak menoleh kearah Rei memandang. Kemudian terkejut mendapati Wij sudah tidak ada di tempatnya berdiri) Bedebah itu ...

Em: Rei, mapnya ... (Memandang lemas kedua tangannya yang kosong)


CUT. Back To
INT. Ruang penuh tabung

Dru: (napas tersengal, mata mulai meredup)
Jan: Dru, bertahanlah ... (Memandang khawatir)

SFX. Drrr ... Tabung tiba-tiba bergetar

Ar, Jan, Wid: (Panik)

Wid: Hey, apalagi ini? Mengapa tiba-tiba ... (Memegang dada yang tiba-tiba sesak dan seluruh tubuh lemas)

 Jan: Wid, tahanlah emosimu! Tabung itu akan membuatmu tak berdaya jika kau terlalu memaksakan diri ... (Memandang Wid cemas)

Ar: (Memandang ke arah Dru) Dru ..., kenapa kau diam saja?

Dru: (Tak sadarkan diri)

Jan: (Panik menyadari Dru dan Wid tak lagi bergerak) Ada apa ini sebenarnya?

VO. Jan: Mungkinkah mereka akan tetap membunuh kami semua, meskipun anak-anak sedang berusaha memecahkan kode-kode itu untuk membebaskan kita?!

Jan : Tapi, kenapa aku pun merasa sangat lemas ... (Matanya terpejam tiba-tiba)

Ar: Ada apa sebenarnya ... (Terbatuk, kemudian lemas)

Dru, Ar, Jan, Wid: (Tak sadarkan diri)


INT. Ruang Pengendali Rahasia

VO. Mr. Locked: Aku harus bergegas. Sebelum Al kembali. Dru tetap harus hidup. Aku akan tetap menjaga anak-anakmu, kawan ... sebagaimana pesan terakhirmu sebelum kau pergi ... (Membayangkan dr. Niko ada di hadapannya)


INT. Ruang penuh Tabung
SFX. KLIK. Suara pintu dibuka. Ruangan Hening

Al: (Melenggang masuk, bertepuk tangan) Hoii! Bisa-bisanya kalian tidur, disaat anak-anak kalian berjuang untuk menyelamatkan nyawa kalian? (Tersenyum mengejek)

Jan,Wid: (Membuka mata, masih lemas)

Wid: (Menoleh ke tabung Dru yang kini penuh air keruh berwarna merah) Dru!! (Memandang tak percaya)

Jan: Dru ... (Bergumam lemas)

Al: (Melihat tabung Dru dengan pandangan tak percaya)
VO. Al: Bagaimana mungkin? Jangan-jangan ...


CUT. Back To
INT. Ruangan Putih Rahasia

Dru: (Terbaring lemah dengan selang oksigen di hidungnya)

Mr. Locked: Istirahatlah dengan tenang, Dru ... Bagaimanapun, aku tidak akan mengkhianati pengorbanan ayahmu ... (Mengelus rambut Dru dengan lembut)


CUT. Back To
INT. Ruang Penuh Rak Buku

Rei: (Terperangah mendapati map Mawar Putih tak lagi ada di tangan Emily) Em, bagaimana bisa? Aaarrgghh ... (Berbalik membelakangi Em, mengepalkan tangan, kemudian membuang tinju ke udara)

Em: (Masih terdiam dengan ekspresi shocked) A-aa..ku ...(Terbata ketakutan)

Rei: (Maju mendekat kearah Em) Kau tahu, betapa sulitnya kita mendapatkan map itu, dan betapa pentingnya map itu bagi keselamatan kakakku, ayah mereka, dan juga ibumu! (Memberikan penekanan pada kata terakhir dengan telunjuk mengarah ke Em)

Rei: Gara-gara kamu yang penakut, sampai kamu pun nggak sadar map itu dirampas dari tanganmu! Aaaahhh, seharusnya map itu tidak perlu kupercayakan untuk kamu bawa, Em!

Em: (Melangkah mundur perlahan sambil menunduk)

Rei: Sekarang kita bisa apa? Mungkip map itu adalah tujuan dari pria bertopeng itu, untuk kemudian bisa menjadi tebusan bagi keluarga kita yang ditahan! Kalau udah hilang gini, kita bisa apa, Em? Jawab!! (Mukanya merah padam, sambil membentak Emily)

Joe: (Menarik Emily ke belakang punggungnya) Cukup, Rei! Kamu sadar nggak sih, apa yang kamu omongin?

Em: (Bersembunyi di belakang punggung Joe sambil menggamit tangan Joe erat-erat)

Joe: (Menggenggam tangan Em, meyakinkan bahwa ia tak bersalah, mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja) Kita nggak akan sampai sejauh ini tanpa Em! Kamu lupa, Rei? Kepekaan Em menangkap petunjuk-petunjuk tersiratlah yang membantu kita mampu memecahkan misteri-misteri yang bahkan kita nggak tahu sebelumnya.
(Menghela napas panjang, memelankan suaranya) Kamu bisa nggak sih, nggak emosi, Rei?

Cyn: (Mendekati Rei, bergumam lirih) Rei, please ... (Matanya menatap Rei penuh harap, seolah meminta Rei agar tidak terus-terusan menyalahkan Em)

Rei: (Hampir luruh oleh isyarat mata Cyn, namun kemudian membuang muka) Aaaah, terserah kalian mau gimana! Persetan dengan semua permainan ini! (Berpaling, kemudian beranjak pergi)

SFX. Tiit ... Tiit ...
Alarm GPS berbunyi. Menunjukkan waktu yang mereka punya tinggal 15 menit lagi, sebelum tabung selanjutnya meledak

Cyn, Em, Joe: (Terkejut, saling pandang) Reeeiiiiii!!!!!


Bersambung ...

___
Episode selanjutnya, akan disambung oleh Mas Hafidh ...
Stay tune yak! ^^   

Sabtu, 09 April 2016

Ketika Inspirasi Belum Juga Muncul


Bertemu teman seperjuangan yang sama-sama suka nulis itu, merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Seperti menjadi suntikan semangat untuk tetap menulis. Layaknya battre bertemu dengan chargernya. Ada sengatan semangat yang luar biasa ketika satu sama lain bisa saling sharing, diskusi, bahkan curhat seputar dunia kepenulisan. Semacam ada letupan-letupan kecil yang mengetuk hati untuk segera menulis lagi, lagi, dan lagi.

Namun, apa yang harus ditulis?

"Aku kalau lagi dalam keadaan santai dan free gini, malah nggak tau mau nulis apa, Zah ... Kayak nggak ada inspirasi yang dateng gitu, buat nulis. Justru kalau misalnya aku lagi banyak pikiran, lagi penat, atau banyak tekanan yang bikin aku stress, malah banyak hal bermunculan di kepalaku. Seperti banyak hal yang harus dikeluarkan dari pikiran. Kemudian dituangkan dalam tulisan." curhat salah seorang sahabat kepenulisan ketika kemarin kami bertemu.

Nah, memang benar sebenarnya ...
Galau itu bahan bakar terbesar seorang penulis. Kalau penulis sudah mulai stress, galau, banyak pikiran, di sanalah akan bermunculan bermacam inspirasi. Karena banyak hal yang berkumpul dalam otak, dan menuntut untuk dituangkan segera.

Meskipun biasanya, tulisan yang dihasilkan masih tak beraturan karena pikiran yang tak karuan tadi, tak apa. Jadikan tulisan itu sebagai draft dulu. Diamkan dulu. Nanti, jika pikiran sudah stabil, baru kamu buka lagi draft tulisan itu. Diedit, perbaiki sana-sini. Jadi deh tulisan yang bagus.

Eitss ...,
Tapi, apa harus nunggu galau dan banyak pikiran dulu, baru kemudian nulis?
Apa harus nunggu inspirasi datang dulu, baru kemudian nulis?

Jangan sampai seperti itu!
Inspirasi itu, tidak melulu muncul tiba-tiba. Inspirasi itu hadir, karena kita berusaha memunculkannya. Jadi, gimana caranya?

Mulailah menulis. Tulislah apa adanya. Apapun itu. Dari hal sederhana sekalipun. Bahkan kegalauanmu yang nggak tahu mau nulis apa, itu pun, bisa juga dijadikan bahan tulisan. Kalau kamu sudah mulai menggerakkan tanganmu untuk nulis, kamu akan rasakan beriiiiibu inspirasi yang muncul dengan sendirinya, seiring dengan mengalirnya tulisan yang berawal dari 'asal nulis' dan 'apa adanya' tadi. Menjadi sebuah tulisan panjang, yang bahkan tanpa kamu rencanakan.

Nggak percaya?
Prove it!

Selamat mencoba, dan ...
Selamat berkarya!
__

*Sekedar pembuktian, tulisan ini dibuat tanpa perencanaan sama sekali. Karna memang saya sendiri pun, lagi nggak ada inspirasi buat nulis. Hanya nekat buka laptop, dan mulai nulis. Hehe ...
Yuk, nekat juga kayak saya! Hihi ^^ 

~@zahida_

Minggu, 03 April 2016

Mencintaimu Dalam Diam


Aku ingin menyayangimu
seperti kabut
yang raib di cahaya matahari*

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada*

Aku ingin mencintaimu dalam diam
Tanpa mengumbar
pun saling menyatakan

Aku ingin mencintaimu dalam diam
Menjaganya dalam-dalam
Kemudian mengudarakannya dalam sujud malam

Betapa indah,
cinta dalam diam
Merasai senyap yang syahdu
Dan hening pun menyesap qalbu

__
Karna cinta itu;
suci
Maka janganlah kau nodai

Karna cinta itu menjaga
Ia dicipta, bukan untuk saling meniadai

Biarkan ia berpilin
Mengalir sesuai fithrahnya
Hingga saatnya nanti
Ketika penghalang telah menjadi jalan
Dan satir telah dibuka
Cinta itu akan berbunga
Dan penjagaanmu,
pun akan menuai hasilnya

Jangan khawatir,
ia tak akan kemana,
pun tertukar dengan lainnya.
Apa yang tertakdir untukmu, akan tetap menjadi milikmu; selamanya .... :)

__
*Sapardi Djoko Damono

@zahidaannayra~