Rabu, 02 September 2015

Analogi Buah Mangga

A.N.A.L.O.G.I  F.R.O.M  T.H.E  P.I.C.T.U.R.E


Malem ini, adalah jadwal malam narasi di grup OWOP
Gambar kali ini, bener-bener beda bin aneh. Entah apa yang ada dipikiran Pap Suh, sampe ngasih kita gambar kaya' gini buat di-narasi'in. Katanya, biar kita-kita terbiasa melihat lingkungan sekitar, kemudian mengambil inspirasi darinya.

So, however ...
Apapun yang ada di otak tentang gambar ini, tuangin aja.
Meskipun awalnya bingung, tapi ... Just do it! 

Daan .. Inilah hasilnya ...



#2. Malam Narasi
Bismillah ...

Kawan ...
Seperti buah yang padat, berisi ...
Aku harap,
Seperti itulah ukhuwah yang terjalin diantara kita

Kau lihat?
Daging buah itu begitu padat, membentuk satu kesatuan yang kokoh.
Tak pecah, atau sedikitpun rongga.

Begitupun kita. Bersatu dalam langkah. Berpadu dalam  keimanan. Tolong menolong dalam kebaikan. Saling menasihati dalam ma'ruf, pun mengingatkan ketika mungkar. Membentuk keharmonian rasa. Seiya sekata.

Disini, di tempat indah dengan title 'One Day One Paper' kita dipertemukan. Menimba ilmu, merajut mimpi bersama. Berbagi rasa, pun cerita. Ada bahagia, pun air mata. Mengiringi perjalanan kita dalam ranah impian, berprinsip mulia; stop wishing, start writing.

Hingga saatnya nanti, buah itu benar-benar matang seutuhnya.
Dan keterpisahan itu menjelma niscaya.

Suatu hal yang mustahil bukan, jika kita terus bersama dalam nyata?
Ada saatnya nanti kita berpisah.
Seperti pisau yang menjadikan satu-kesatuan itu terpotong-potong.

Kau tahu? Nantinya, potongan-potongan itu tidak akan sama. Seperti itu pun kita. Mungkin, ilmu yang kita dapatkan disini sama. Namun, disitulah kan teruji letak keseriusan kita dalam menimba ilmu. Mana yang menyerap lebih banyak, mana yang bahkan ilmu itu hanya numpang lewat.
Semua tergantung kita. Lagi-lagi, kembali pada diri sendiri.

Namun, seperti buah yang utuh, begitupun persaudaran kita. Saat lengah, rapuh, pun hempas ... Bukankah mereka ada? Membantumu bangkit. Mengulurkan tangan penuh arti. Menjaga agar satu bagian itu tak rapuh dan membusuk. Karna jika sedikit bagian itu membusuk, mungkin dia akan terpotong lebih dulu. Terhempas begitu saja.

Bukan itu yang kita inginkan, bukan? Bukankah kita ingin matang bersama ... Mencecap ilmu hingga akhir ... Kemudian terpotong oleh pisau masa yang menjelma keterpisahan, bersama juga?

Karnanya, selagi masa bersama masih ada ... Selagi pisau masa belum memisahkan keutuhan kita ... Semoga penjagaan itu masih ada. Agar tak ada busuk di satu bagian, kemudian terpotong diawal.

Hingga segala kesemogaan itu menjelma nyata, dalam persaudaraan kita ...

@zahidaannayra
#happy_writing_description
#owop_malamnarasi
#repost_from_owop
Share:

2 komentar: