Selasa, 08 September 2015

Ada Rasa Dibalik Kekata

Untukmu,
Yang membuatku bahkan merasa bersalah menuturkan himpunan kekata ...


Maafkan ...
Terkadang akupun bimbang, mengapa kata-kata itu demikian mudahnya mengalir dalam tulisan ...
Beruntun dalam satu untaian, yang bahkan .., tanpa kau tahu, semua itu justru membuatku tertikam oleh kata-kata itu sendiri.
Membuka kembali seberkas luka yang hampir mengering. Menjadikannya kembali menganga. Mencipta seberkas rindu.

Maafkan ...
Bahkan kata-kata itu, seolah menghadirkan kembali bayangnya dalam hati dan pikiranku.
Ia yang tak seharusnya ada.
Kau tak pernah tau, mengapa sedemikian mudah kata-kata itu mengalir begitu saja.
Ya, karna akupun pernah menjadi bagian di dalamnya. Bermain peran dalam lingkaran itu. Lingkaran yang sama denganmu.

Maafkan ...
Karna sebenarnya akupun tahu,
Tak mudah tuk lakukan semua itu, semudah aku menuliskannya, memaparkan dengan gamblang seluruh solusi yang ada.

Kau tak pernah tahu,
Sejatinya, aku seperti menuliskan kembali seluruh rasa yang pernah hinggap dalam bilik-bilik hati. Mengisahkan ulang cerita yang sempat aku mainkan, dan aku, sebagai pemeran utama. Hingga aku mampu tuk tuliskan setiap detailnya, seolah aku bersih dari semua itu ...

But ...,

Sekali lagi, maafkan ...

Bahkan untuk bangkit, aku pun belum seutuhnya mampu tegak berdiri.
Meski seolah tegar dalam netra,
Aku pun rapuh dalam nyata

Akupun punya cerita yang sama
Bahkan mungkin ..., rasa yang tertanam, melebihi apa yang kau rasa
Namun, sama seperti dirimu ...
Aku tak ingin berlama-lama dalam rasa yang menyiksa hati, pun jiwa ...
Bangkit dari keterpurukan yang ada, pun rasa yang menggelisahkan
Mencipta getir yang menyesakkan dada

Aku tahu tak mudah bagiku, pun mungkin dirimu nantinya .., yang sedang berusaha dan berjuang untuk bangkit ..

Namun, bukankah kita harus memilih untuk melakukan sesuatu yang harus kita lakukan, bukan pada sesuatu yang kita inginkan, bukan?

Karnanya, mau tidak mau ...
Susah pun berat .., harus kita lakukan, untuk bangkit ... untuk menjadi lebih baik ...
Bermain diatas skenario yang seharusnya

Bukankah kita telah percaya, bahwa Ia adalah sebaik-baik perancang skenario kehidupan kita?




Semarang, 08.09.15
Pergumulan asa ...

@zahidaannayra
Share:

0 komentar:

Posting Komentar