Selasa, 04 Agustus 2015

Setapak Rindu ...

     
Di persimpangan jalan, langkahku terhenti
Menggurat jejak
Pada setapak rindu
Terombang ambing mencari titik temu, yang menjelma ambigu ...

Aku terhuyung diantara padang pasir nan luas
Meraba petunjuk dalam sepi,
Mencari peneduh dalam terik

Bahkan memandangmu pun, aku tak kuasa
Bagaimana bisa ku menyelam dalam jernihnya telaga di matamu?
Bagaimana pula ku mampu mereguk air dalam telaga, demi memuaskan rindu yang bahkan hampir mengering...

Aku ingin berteduh,
Pada kehangatan hatimu yang mulai mendingin.
Bahkan menyentuhnya saja, aku tak lagi kuasa. 

Aku berlari mengejar. 
Menyibak kaktus kaktus. 
Menerabas duri.
Berharap bisa menemukan keteduhan
Atau setidaknya setitik sejuk yang mampu basahi gelegak rindu
Namun, sepertinya taqdirku menemu kecewa.
Hanya luka yang menyisa
Diantara sela-sela duri yang tercerabut
Pun darah yang mulai menetes
Pada goresan-goresan perih
Semua berhenti pada fatamorgana.

Hampir saja, aku menjadi seorang yang paling bodoh.
Berlari kesana kemari.
Bahkan di tengah terik yang membuatku terbakar.
Mencari sisa sisa pengharapan.
Meski pada hakikatnya, semua hanya berujung semu.

Rindu itu,
Belum tertakdir pada titik temu
Dan kau,
Pun masih menjelma bayangan semu
Tanpa ku tahu, kapan bayangmu mendekat, menjadi wujud yang sebenarnya dalam netraku

Aku ...,
Hanya mampu; menunggu ....



_@zahidaannayra_
Share:

0 komentar:

Posting Komentar