Jumat, 11 November 2016

Sekeping Cinta Tere Liye


 In the end, people will forget what you say
People will forget what you do
But people will not forget;
 how you made the feel
 ...

@masihsama_
Ceritanya, kemarin hari Jum'at tanggal 4 November 2016, Alhamdulillah gue berkesempatan ikut acara talkshow-nya Tere Liye untuk pertama kalinya, setelah beberapa kali gagal ikut event sharing bersama beliau di beberapa tempat. Meskipun perjuangan banget biar bisa ikut menghadiri acaranya, tapi tak apa lah, yang penting gue bisa menyerap ilmunya langsung dari beliau. ^^

Disini, gue nggak akan menjabarkan tentang isi talkshow kemarin, atau gimana nulis yang bener menurut beliau (yang ini suatu saat nanti, Insya Allah). Disini, gue cuma pengen nge-share suatu pelajaran yang menurut gue penting banget. Pelajaran tentang kehidupan yang diem-diem gue serap sepanjang berjalannya acara talkshow bersama Bang Tere. Yang mungkin, tidak banyak yang menyadarinya (atau mungkin nggak sama sekali?).

Karena judul acaranya adalah talkshow, jadi tentu saja berbeda dengan seminar-seminar biasanya. Lebih banyak tanya jawab interaktiv antar pembicara dan hadirin yang ada. Kita bebas mau tanya apa aja (seputar kepenulisan dan buku-buku beliau tentunya), dan beliau akan langsung menjawab dalam beberapa sesi pertanyaan.

Nah, disinilah pelajaran yang diem-diem gue dapatkan.

Setiap kali ada peserta yang bertanya, Tere Liye selalu bertanya perihal nama.  "Siapa nama kamu?" 
Begitu seterusnya, hingga satu sesi habis oleh beberapa penanya. Baru kemudian beliau akan menjawab satu persatu pertanyaan mereka.

Disetiap Tere Liye menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi, beliau selalu menyebutkan nama penanya tersebut. Dan itu nggak cuma di awal. Berulang-ulang, hingga jawaban yang diberikan olehnya habis. Bahkan, beliau memberikan motivasi serta do'a kepada sang penanya. Membuat mereka merasa tersanjung dan optimis dengan impiannya sebagai penulis, akan terwujud.

"Saya yakin, Zahra (nama samaran ^^), bisa jadi beberapa tahun kedepan, kamu lebih terkenal dibanding saya sekarang, dan bisa jadi, saya yang akan membaca buku-buku kamu nantinya." ujarnya mantap suatu kali, mengakhiri jawabannya atas pertanyaan salah satu peserta.

Siapa sih, yang nggak tersanjung? Siapa sih, yang nggak senang namanya disebut, dipanggil berulang-ulang di diantara sekian banyak orang yang hadir, apalagi oleh seorang penulis yang banyak dijadikan contoh oleh para penulis pemula seperti kita-kita ini? (mungkin gue aja yang pemula. hhe..). Seolah-olah, hanya dia seorang yang diajak ngomong sama Bang Tere. Seolah-oleh hanya dia yang diberikan motivasi, disemangati, dan didoakan sedemikian yakinnya.

***
Pandanglah wajahnya, tatap matanya, sebut namanya, dan ucapkan dengan ketulusan yang mengalir dari  hatimu. Niscaya kata-kata itu akan mudah diterima, menyerap dalam hati, dan mengendap lama. Tak akan mudah dilupakan, dan terngiang sepanjang usia.

Entah disadari atau tidak, nampaknya Bang Tere telah menerapkan itu untuk membuat nasihatnya tidak sekedar didengar, tapi merasuk dalam hati setiap orang. Menjadi motivasi besar bagi mereka. Membuat mereka tersanjung, kemudian bersemangat untuk menggapai cita-citanya.

Aih, salut buat Bang Tere!
Berharap suatu saat gue bisa seperti beliau, bahkan lebih baik. Amiin_ ^^



@zhda-
~berasa aneh nulis kayak gini^^ It's been a long time :)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar