Minggu, 07 Mei 2017

Panggilan yang Terabaikan





Jika kau merasa seolah do'amu tidak diijabah oleh-Nya,
tanyakan pada dirimu;
Sudahkan kau bersegera dalam memenuhi panggilan-Nya?

@zahidaannayra


Adzan maghrib telah usai beberapa menit yang lalu. Namun hingga kini, masjid masih terlihat lengang. Dari sekian banyak manusia, hanya beberapa yang beranjak dari rutinitasnya untuk bersegera memenuhi panggilan-Nya.

Di satu sudut, tampak beberapa yang masih asyik berkumpul. Melanjutkan obrolannya meski telah menjawab lafadz-lafadz adzan yang dikumandangkan. Tertawa tanpa kesadaran untuk segera beranjak memenuhi panggilan-Nya.

Di sudut lain, beberapa remaja masih asyik dengan telponnya. Bercengkrama riang dengan lawan bicara yang entah siapa. Enggan memutus pembicaraan dan menghentikan pembahasan. Tak ingin mematikan telponnya.

Sementara sang muadzin hanya bisa menghela napas panjang, melihat hanya ada segelintir orang yang ada di masjid bersamanya. Muadzin itu tak ingin menunda waktu lebih lama menunggu mereka yang bahkan nyaman dengan kelalaiannya.

Ia beranjak. Mengambil microphone dan mengumandangkan iqomah. Tanda sholat benar-benar akan dimulai. Suaranya lantang. Seakan menjadi ta'kid panggilan sholat bagi mereka yang masih saja sibuk dengan kegiatannya.

Mereka berlarian, segera mengambil air wudhu untuk sholat. Namun, masih saja ada yang dengan santainya tertawa, melenggang tanpa rasa bersalah.

Nastaghfirullahal adzim ...

Panggilan adzan dengan dua kali lafadz yang diulang, layaknya seruan dari Allah secara lembut.

Hayya 'alash sholaaah ...
Hayya 'alash sholaaah ...

Ia menyeru hamba-Nya untuk datang, mengundang kita untuk datang ke hadapan-Nya. Dengan limpahan rahmat dan karunia yang Ia janjikan kepada kita. Menawarkan ketenangan hati yang kita damba, kasih sayang yang kita butuhkan, serta pengabulan untuk setiap doa yang kita pinta.

Adzan, layaknya panggilan cinta dari Allah untuk hamba-Nya. Seolah membisiki lembut telinga kita; Kemarilah, wahai hamba-Ku ... Datanglah dengan segenap harap yang kau punya. Menghadaplah dengan segala kesah yang ingin kau keluhkan. Aku akan merengkuhmu dalam peluk-Ku. Membelaimu dalam sujud panjangmu. Kemarilah, penuhilah setiap hajat yang kau butuhkan atas-Ku.

Hayya 'alal falaah ..
Hayya 'alal falaah ..

Aku tawarkan kemenangan atasmu, hamba-hamba-Ku. Tidakkah kau ingin bersegera?

Namun, hingga lafal penutup adzan dikumandangkan, hanya sedikit dari mereka yang bersegera untuk menyambut kemenangan itu. Memenuhi panggilan cinta dari Sang Pencipta.

Iqomah, seperti panggilan ta'kid, penekanan bagi manusia untuk segera memenuhi kewajiban mereka atas robbnya. Haruskah Allah memangilmu dua kali? Setelah panggilan pertama berupa adzan yang hanya kau anggap sebagai penanda waktu sholat. Bukan sebagai alarm bahwa sudah waktunya bagi kita untuk memenuhi seruannya. Tidak malukah kita?

Nastaghfirullah, wa natuubu ilaiik..
Share:

0 komentar:

Posting Komentar