Setelah sekian lama aku
sibuk menerka, mungkin hari ini Allah datangkan jawabannya. Jawaban yang keluar
langsung dari lisanmu, melalui kejadian yang mungkin tidak sengaja. Namun,
akhirnya aku lega setelah menemu jawaban dari rasa yang selama ini haus akan
tanya.
Kamu, terimakasih, telah
menyadarkanku dari tidur panjang dengan mimpi indah yang sebelumnya entah kapan
akan berakhir. Dan, yaa.. aku telah terbangun. Dari ketidak-sadaranku yang
cukup lama. Aku telah sadar dari keterbuaian mimpi indah serta angan-angan
semu yang tak nyata.
Bagaimanapun indahnya
sebuah mimpi, selamanya ia tetaplah mimpi. Sebuah angan angan yang jauh dari
nyata. Sebab ia maya, yang stagnan dalam satu pijakan, dan tak akan
kemana-mana.
Dan ketika terbangun, aku
sadar, bahwa aku telah demikian jauh terbuai. Terlanjur nyaman dengan mimpi,
hingga lupa bahwa aku hidup di dunia nyata. Bukan maya. Aku kini sadar,
bahwa selama ini aku hanya terperangkap dalam rasa, angan-angan, serta mimpi
yang sejatinya aku ada-adakan sendiri.
__
Kamu, terima kasih telah
membuatku sadar atas mimpi ini. Jika kamu telah mampu terbang jauh di langit,
aku mungkin masih terperangkap di bumi.
“Aku jahat ya, Ra..” katamu suatu waktu. Dulu.
Dan, ya.. aku baru
menyadarinya. Kamu memang jahat.
Sebab hanya kamu yang tega membiarkanku sekian lama terbuai dalam mimpi-mimpi, tanpa ada sedikitpun usaha membangunkanku
dari mimpi indah yang sama sekali tidak nyata. Padahal kamu sebenar tahu, bahwa
aku hanyalah bermimpi. Bermimpi tentang kamu dan aku dengan skenario yang aku
buat-buat sendiri. Kamu tahu, dan hanya melihat tanpa peduli bagaimana sakitnya
nanti, jika aku terbangun dari mimpi indah itu, kemudian menyadari bahwa itu
hanyalah angan belaka.
Aku terbangun. Bukan
karena kamu yang membangunkannya. Namun karena sedikit demi sedikit aku mulai
curiga dengan segala hal yang seakan tak pernah usai, namun selalu menyisakan
tanda Tanya.
Dugaanku benar, setelah
aku terbangun dari tidurku, kau hanya tersenyum melihatku. Kau tahu?
Seakan-akan harga diriku runtuh ditertawakan olehmu. Seakan-akan bahagiaku
lenyap karena sebenarnya kamu tahu; bahwa aku hanya bermimpi.
Jika boleh jujur, kecewa
itu ada. Sangat ada. Dan mungkin akan membekas, dalam.
Namun justru dengan kecewa
itu, mungkin aku akan membentengi kuat-kuat diriku, agar tidak lagi tertidur
tanpa sadar, kemudian terbuai dalam mimpi dan angan-angan yang kuada-adakan
sendiri. Aku lelah berada dalam kesemuan. Indah namun palsu. Seperti bualan
tanpa makna.
Ah, sudahlah..
Aku terlalu lelah untuk
bermain dalam mimpi. Mimpi yang hampir-hampir membuatku tidak mampu membedakan
mana yang nyata dan mana yang maya. Aku sudah terlalu lama terperangkap dalam imajinasi serta cerita indah yang kubuat-buat sendiri.
Pada akhirnya,
terimakasih, telah membuatku sadar,
bahwa aku bukan lagi
siapa-siapa. di matamu.
thankyou for make me aware,
that I’m,
N.O.T.H.I.N.G-
Selasa, 23 Oktober 2018
0 komentar:
Posting Komentar