Sabtu, 03 November 2018

Terbangun dari Tidur Panjang




Setelah sekian lama aku sibuk menerka, mungkin hari ini Allah datangkan jawabannya. Jawaban yang keluar langsung dari lisanmu, melalui kejadian yang mungkin tidak sengaja. Namun, akhirnya aku lega setelah menemu jawaban dari rasa yang selama ini haus akan tanya.

Kamu, terimakasih, telah menyadarkanku dari tidur panjang dengan mimpi indah yang sebelumnya entah kapan akan berakhir. Dan, yaa.. aku telah terbangun. Dari ketidak-sadaranku yang cukup lama. Aku telah sadar dari keterbuaian mimpi indah serta angan-angan semu yang tak nyata.

Bagaimanapun indahnya sebuah mimpi, selamanya ia tetaplah mimpi. Sebuah angan angan yang jauh dari nyata. Sebab ia maya, yang stagnan dalam satu pijakan, dan tak akan kemana-mana.

Dan ketika terbangun, aku sadar, bahwa aku telah demikian jauh terbuai. Terlanjur nyaman dengan mimpi, hingga lupa bahwa aku hidup di dunia nyata. Bukan maya. Aku kini sadar, bahwa selama ini aku hanya terperangkap dalam rasa, angan-angan, serta mimpi yang sejatinya aku ada-adakan sendiri.
__

Kamu, terima kasih telah membuatku sadar atas mimpi ini. Jika kamu telah mampu terbang jauh di langit, aku mungkin masih terperangkap di bumi.

“Aku jahat ya, Ra..” katamu suatu waktu. Dulu.

Dan, ya.. aku baru menyadarinya. Kamu memang jahat.

Sebab hanya kamu yang tega membiarkanku sekian lama terbuai dalam mimpi-mimpi, tanpa ada sedikitpun usaha membangunkanku dari mimpi indah yang sama sekali tidak nyata. Padahal kamu sebenar tahu, bahwa aku hanyalah bermimpi. Bermimpi tentang kamu dan aku dengan skenario yang aku buat-buat sendiri. Kamu tahu, dan hanya melihat tanpa peduli bagaimana sakitnya nanti, jika aku terbangun dari mimpi indah itu, kemudian menyadari bahwa itu hanyalah angan belaka.

Aku terbangun. Bukan karena kamu yang membangunkannya. Namun karena sedikit demi sedikit aku mulai curiga dengan segala hal yang seakan tak pernah usai, namun selalu menyisakan tanda Tanya.

Dugaanku benar, setelah aku terbangun dari tidurku, kau hanya tersenyum melihatku. Kau tahu? Seakan-akan harga diriku runtuh ditertawakan olehmu. Seakan-akan bahagiaku lenyap karena sebenarnya kamu tahu; bahwa aku hanya bermimpi.

Jika boleh jujur, kecewa itu ada. Sangat ada. Dan mungkin akan membekas, dalam.

Namun justru dengan kecewa itu, mungkin aku akan membentengi kuat-kuat diriku, agar tidak lagi tertidur tanpa sadar, kemudian terbuai dalam mimpi dan angan-angan yang kuada-adakan sendiri. Aku lelah berada dalam kesemuan. Indah namun palsu. Seperti bualan tanpa makna.

Ah, sudahlah..
Aku terlalu lelah untuk bermain dalam mimpi. Mimpi yang hampir-hampir membuatku tidak mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang maya. Aku sudah terlalu lama terperangkap dalam imajinasi serta cerita indah yang kubuat-buat sendiri.

Pada akhirnya, terimakasih, telah membuatku sadar,

bahwa aku bukan lagi siapa-siapa. di matamu.
thankyou for make me aware, 
that I’m,

N.O.T.H.I.N.G-
Selasa, 23 Oktober 2018


Share:

0 komentar:

Posting Komentar