Kamis, 14 Februari 2019

Bagaimana??


“Apa kau percaya, jika aku mengatakan bahwa aku menunggumu selama ini?”

Bagaimana mungkin aku percaya? Sedang realita di depan mata bertolak belakang dari pernyataan yang baru saja kau kata..

Bagaimana mungkin aku percaya? Sedang gesture, mimik wajah, dan tatapan matamu tak mampu kau manipulasi adanya;

Bahwa kau begitu bahagia ada di sampingnya.
Bahwa kau begitu menikmati saat-saat bersamanya.
Bahwa kau begitu nyaman ada di sisinya.
Bahwa kau merindukan saat-saat bersamanya..

Lalu, bagaimana aku bisa percaya, saat realita menyatakan bahwa bahagiamu ada bersamanya?
Salahkah jika aku tak mampu semudah itu percaya?

Aku terlalu takut untuk membuka hati seperti sedia kala. Aku terlalu takut untuk mengingat segala rasa sakit yang ada..

Kau mungkin tak pernah tahu, betapa tak mudah bangkit sendirian dari patah yang menyakitkan. Kau mungkin tak pernah tahu, berapa banyak malam yang basah oleh airmata kenestapaan. Kau mungkin tak pernah tahu, betapa tak mudah berjuang sendirian.

Aku mungkin terlalu takut untuk percaya lagi..
Sebab yang patah, tak semudah itu disatukan.

Kau tahu?
Patah itu sakit.
Jatuh itu sakit.
Kecewa itu sakit.

Sebab kusadar, bukan pada-Nya harapan itu kuletakkan seutuhnya. Aku terlanjur salah dalam melabuhkan pengharapan atas segala kesah kehidupan. Aku terlanjur salah memetakan pengharapan. Hingga Ia jatuhkan aku dalam kecemburuan.

Ya, aku tahu. Tidak seharusnya aku menyalahkan kamu ataupun dia yang mengudara dalam hatimu.
Ini sepenuhnya salahku. Dan sudah selayaknya aku memohon ampun kepada Rabbku.  
__


Aku sangat ingin percaya. Namun bagaimana? Bisakah kau tunjukkan caranya?
Share:

0 komentar:

Posting Komentar